REPUBLIKA.CO.ID, Twitter: @fernanrahadi
"You know what we did? Like Asterix and Obelix we just stayed safe in our little cottage, we tried to fight all these guys out there, we never listened to all those people talking, only focused on our strengths."
Kata-kata yang diungkapkan bek Leicester City, Christian Fuchs, itu langsung menarik perhatian saya. Bek asal Jerman itu mengibaratkan kesuksesan skuat Claudio Ranieri di Liga Primer Inggris musim ini seperti apa yang dilakukan dua karakter pada komik Prancis ciptaaan René Goscinny dan Albert Uderzo itu.
Dalam plot pada tiap serinya, Desa Galia yang ditinggali Asterix dan Obelix memang kerap menjadi sasaran pendudukan tentara Romawi. Namun alih-alih takut, Asterix dan seluruh penduduk desa justru 'senang' jika diminta menghajar prajurit Romawi.
Desa tersebut memang ditakuti berkat ramuan super yang dimiliki Panoramix, seorang dukun yang dihormati oleh penduduk desa. Konon, ramuan tersebut membuat Asterix dan kawan-kawan memiliki kekuatan super. Pada akhirnya, justru tentara Romawi-lah yang ketar-ketir tiap berhadapan dengan Asterix cs.
Saya sendiri dalam hal ini melihat sosok Asterix dan Obelix ada pada diri Riyad Mahrez, Jamie vardy dan kawan-kawan. Sementara Ranieri adalah sang Panoramix, yang merupakan sosok di balik kekuatan mengejutkan Leicester City.
Sama seperti Asterix dan Obelix, pemain-pemain seperti Mahrez dan Vardy bukanlah siapa-siapa sebelum musim ini. Nama mereka kalah mentereng dari sederetan pemain bintang sebut saja Wayne Rooney (Manchester United), Sergio Aguero (Manchester City), atau Eden Hazard (Chelsea).
Namun musim ini keduanya seolah menjadi bintang yang bersinar paling terang. Baru-baru ini, Mahrez menyabet gelar sebagai pemain terbaik Liga Primer Inggris musim ini. Sedangkan Vardy, yang empat musim lalu masih bermain di tim kasta ketiga Inggris, langsung dipanggil timnas Inggris setelah mampu mencetak 22 gol.
Baru-baru ini, Ranieri mengungkapkan rahasianya dalam membuat 'ramuan' yang membuat Vardy cs tampil garang musim ini. Sama seperti yang diungkapkan Fuchs, pelatih asal Italia itu menyebut bahwa kuncinya adalah kepercayaan pada kemampuan diri sendiri.
Musim lalu, saat nyaris terdegradasi, para pemain Leicester, yang mayoritas adalah para pemain yang mengisi skuat saat ini, menampilkan performa yang fantastis dengan menorehkan tujuh kemenangan dalam 10 laga terakhirnya. Hal itu menjadi awal dari temuan metode pelatih berjuluk the Tinkerman itu.
Dari situ, bekas pelatih AS Roma itu beranggapan bahwa ia tak perlu mengadopsi taktik negara asalnya, Italia, ke dalam tubuh tim barunya. Apalagi sejumlah pemain Leicester mengaku tidak yakin bisa menerapkan permainan yang terlalu taktikal di lapangan.
"Saya selalu berpikir yang terpenting bagi seorang pelatih yang bagus adalah membangun tim berdasarkan karakteristik para pemainnya," ujar Ranieri dilansir the Daily Mail.
Selain itu, Ranieri juga menciptakan suasana ruang ganti yang rileks. Bahkan, ia berani memberi libur dua hari dalam sepekan kepada para pemainnya, suatu hal yang tak lumrah ditemui di liga seketat Liga Primer Inggris.
Tak dinyana, metode Ranieri itu berhasil diterapkan di Leicester. Tim berjuluk the Foxes itu tampil dengan spirit tinggi setiap pekannya dan mampu mengalahkan tim-tim besar macam Manchester City, Tottenham Hotspur, dan Chelsea. Ibarat Asterix cs yang mampu mengalahkan pasukan Romawi yang dipimpin Julius Caesar.
Klimaks pun akhirnya tercapai Selasa (5/3) dini hari WIB usai Tottenham hanya bermain imbang dengan Chelsea. Hasil itu membuat Spurs, yang berada di posisi kedua, tak mungkin lagi menyalip Leicester di singgasana klasemen. Leicester pun resmi menjuarai Liga Primer pertamanya sepanjang sejarah klub itu berdiri.
"Para pemain sangat fantastis. Hanya fokus, determinasi, dan semangat tinggi yang membuat segalanya mungkin. Setiap pekan mereka bertarung demi diri mereka sendiri, mereka pantas menjadi juara," ujar Ranieri.
Seperti yang dilakukan Asterix dan teman-temannya di desa Galia seusai mereka menjalani petualangan panjang. Sebuah pesta besar layak dirayakan melihat perjuangan luar biasa yang mereka lakukan sepanjang musim ini.