Selasa 10 May 2016 21:57 WIB

Normalisasi Jalur Lahar Dingin Sinabung Segera Dilakukan

Rep: Issha Harruma/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kepulan asap putih membubung dari puncak Gunung Sinabung terlihat dari Desa Tiga Pancur, Karo, Sumatera Utara, Sabtu (9/1).
Foto: Antara/Rony Muharrman
Kepulan asap putih membubung dari puncak Gunung Sinabung terlihat dari Desa Tiga Pancur, Karo, Sumatera Utara, Sabtu (9/1).

REPUBLIKA.CO.ID, KARO -- Lahar dingin Gunung Sinabung yang menerjang tiga rumah di Desa Kutambaru, Kecamatan Tiganderket, Karo, Senin (9/5) sore disebabkan aliran yang "lari" dari jalur.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo Matius Sembiring mengatakan, jalur yang ada selama ini, yakni sungai Lau Barus terhambat oleh sejumlah benda besar.

"Kita akan lakukan normalisasi karena salurannya sudah lari. Ada batu dan kayu yang menghalangi. Jadi ketika ada air yang datang, biasanya dia di jalurnya akhirnya dia lari," kata Matius kepada Republika, Selasa (10/5).

Matius mengatakan, pihaknya akan segera melakukan normalisasi jalur aliran tersebut untuk menghindari kejadian serupa kembali terulang. Sejumlah alat berat pun diturunkan untuk mendukung langkah ini. "Hari ini juga alat berat akan masuk ke sana. Sedang menuju ke sana," ujarnya.

Sementara itu, terkait korban hilang akibat terjangan lahar dingin tersebut, Riska (7), masih dalam pencarian. Matius menyebut, sejumlah tim gabungan telah turun ke lokasi dan terus melakukan pencarian. "Masih kita cari sejak kemarin," ujar dia.

Lahar dingin Gunung Sinabung yang datang pasca hujan deras mengguyur, menerjang tiga rumah di pinggir sungai Lau Barus. Akibatnya, dua rumah mengalami rusak berat dan bergeser sekitar satu meter.

Selain Riska, Atifah (6) korban yang juga sempat hanyut akhirnya ditemukan meninggal dunia. Sementara, tiga orang lain, kata Matius, mengalami luka-luka dan telah pulang ke rumah keluarganya.

"Untuk sementara mereka nggak boleh tinggal di situ lagi. Mereka tinggal di rumah keluarganya yang berjarak satu kilometer dari situ," ujar Matius.

Sejumlah bantuan pun, kata Matius, telah mengalir kepada para korban. Tak hanya dari pemerintah, namun juga dari warga sekitar melalui gereja yang berada di sana.

"Tadi ada bantuan dari bupati kita beri secara simbolik. Bantuannya ada kasur, kemarin malam juga sudah kita kasih beras, alat rumah tangga, ada uang tunai juga," ujar dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement