REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah akan memangkas anggaran sejumlah kementerian dan lembaga (K/L) untuk APBN 2016. Pemangkasan sebesar Rp 50,015 triliun dilakukan karena pendapatan negara yang dipatok Rp 1.822,5 triliun pada awal tahun kemungkinan besar tidak akan tercapai.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil mengatakan, pemotongan anggaran ini memang diperlukan karena pemerintah telah memprediksi bahwa pendapatan negara tidak akan tercapai sesuai denga target awal. Untuk mengatasi defisit tersebut, pemerintah kemudian melihat sejumlah program K/L yang belum diperlukan agar dipangkas.
"Ini memang hanya birokrasi saja. Sebagian besar adalah biaya perjalanan yang dipotong. Kalau proyek investasi kita upayakan tidak terganggu," kata Sofya di sela-sela acara Annual Meeting IDB ke-41, Jakarta, Selasa (17/5).
Menurut Sofyan, upaya ini telah cukup baik dengan perkiraan defisit pada 2016 karena perekonomian global yang belum baik. Dengan pemangkasan anggaran, pemerintah ingin menjaga agar defisit tidak kembali melebar.
Meski demikian, Mantan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian ini menjelaskan, pihaknya dan K/L telah menyiapkan mana saja program yang menjadi prioritas. Program ini nantinya akan mengikuti pendanaan yang ada di Kementerian Keuangan.
"Kita kan bikin prioritas 1,2,3,4, dan seterusnya. Kalau uangnya cukup akan kita biayai semua. Kalau tidak cukup ya yang paling bawah akan kita potong. Pendekatan cara ini sudah cukup bagus," kata dia.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro membenarkan bahwa pemotongan anggaran yang dilakukan pemerintah tidak akan menyasar pada belanja infrastruktur yang menjadi prioritas pemerintahan.
"Kita akan kurangi belanja (pegawai), atau dana untuk operasional juga bisa," kata Bambang.