Senin 23 May 2016 15:29 WIB

PM Inggris: Turki Bisa Bergabung dengan UE pada 3000

Rep: Gita Amanda/ Red: Teguh Firmansyah
Turki dan Uni Eropa
Foto: changingturkey.com
Turki dan Uni Eropa

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris David Cameron, Ahad (22/5), mengatakan Turki hanya akan mampu bergabung dengan Uni Eropa pada sekitar 3000.

Pernyataan itu memukul balik komentar yang mengklaim, Inggris akan kehilangan suara di Uni Eropa terkait isu keanggotaan Turki jika mereka meninggalkan perhimpunan Benua Biru tersebut.

Seperti dilansir Al-Arabiya, kampanye "Pilih Keluar" mendesak warga Inggris untuk memilih meninggalkan Uni Eropa dalam referendum 23 Juni. Kampanye itu memprediksi 142 ribu warga Turki akan ke Inggris setiap tahun jika Ankara bergabung dengan Uni Eropa.

Cameron mengatakan, tim kampanye membuat pernyataan yang sangat menyesatkan terkait klaim itu. Menurutnya kampanye tersebut benar-benar salah. Cameron mengatakan, masih sangat lama Turki kemungkinan bisa bergabung dengan Uni Eropa.

"Pada tingkat kemajuan mereka saat ini, kemungkinan mereka (Turki) akan bergabung pada sekitar tahun 3000 menurut perkiraan terbaru," ujarnya.

Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengatakan Uni Eropa sudah saatnya mengakhiri kebingungan mengenai penawaran keanggotaan Ankara sejak 1987. Komentarnya muncul di tengah meningkatnya frustasi Ankara atas lambatnya penerimaan keanggotaan Turki di Uni Eropa.

Baca juga, Turki-UE Perlu Akhir Kebingungan Kebijakan Imigrasi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement