REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski sudah menjadi agenda tahunan di Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan, peringatan Haul ke-18 Tuan Guru Kiyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid kali ini terbilang istimewa.
Selain akan memperkenalkan tradisi syafa’ah al-kubro yang menjadi ciri khas Nahdlatul Wathan, juga akan dirangkai dengan pelepasan santri yang menyelesaikan pendidikannya di semua jenjang pendidikan.
Untuk memperkenalkan Nahdlatul Wathan kepada masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya, Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan menyelenggarakan Peringatan Haul Tuan Guru Kiyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Kegiatan ini telah dirintis semenjak tahun 1996, ketika Pendiri Organisasi Nahdlatul Wathan tersebut masih hidup.
Menurut KH. Drs. M. Suhaidi, SQ., Ketua Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan Jakarta, Maulana Syeikh (panggilan akrab Tuan Guru Kiyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid) adalah sumber inspirasi gagasan dan berdirinya Nahdlatul Wathan di Lombok.
“Karena itu, memperingati haul beliau tidak hanya berarti memperkenalkan sosok beliau ke hadapan jamaah, tetapi juga memperkenalkan pemikiran dan gagasan beliau serta karya-karya nyatanya bagi bangsa ini,” Papar Suhaidi belum lama ini lewat siaran pers, beberapa waktu lalu.
Tahun ini, penyelenggaraan peringatan haul tersebut akan dilaksanakan pada Ahad (29/5) yang akan datang dan dipusatkan di Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan Jakarta di wilayah Kelurahan Penggilingan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur.
Kegiatan tersebut rencananya akan dihadiri setidaknya lima ribu jamaah Nahdlatul Wathan dari wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Selain itu, direncanakan hadir pada acara tersebut, sejumlah pejabat pemerintahan di wilayah Jakarta Timur dari unsur pemerintahan daerah, pimpinan TNI dan kepolisian RI.