Jumat 27 May 2016 09:51 WIB

Didata untuk Sensus Ekonomi, Ini yang Dikatakan JK

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Achmad Syalaby
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutannya dalam Sidang Tahunan ke 41 Islamic Development Bank di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (17/5).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutannya dalam Sidang Tahunan ke 41 Islamic Development Bank di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (17/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mendata Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dalam program Sensus Ekonomi 2016. JK mengatakan,  Sensus Ekonomi Nasional yang diselenggarakan selama bulan Mei ini dilakukan guna mendata ekonomi nasional yang terbaru. 

"Karena itu penting data itu untuk melihat kemajuan dan perencanaan ke depan. Dan juga mengetahui per daerah apa kegiatan-kegitan ekonomi yang telah dijalankan dan apa yang dibutuhkan lagi, serta apa yang dicapai," kata JK di kediaman resminya di Jalan Diponegoro, Jakarta, Jumat (27/5). 

JK menyampaikan, saat ini data merupakan hal yang sangat penting guna merancang perencanaan dan evaluasi yang benar. Dalam pendataan sensus ekonomi ini, ia menyebut tak mendapat pertanyaan terkait pajak."Hanya tentang fisik sebenarnya. Lebih pada fisiknya. Bahwa benarkah disini ada perusahaan? Kalau tidak ada sudah. Atau usahanya apa? Berapa pegawainya?," jelas JK.

Karena itu, ia pun meminta masyarakat untuk tidak khawatir mengikuti sensus ekonomi. "Tapi juga kalau memang tidak mendaftar, ya kemudian nanti di daftar soal usaha itu agar lebih terjamin secara hukum," tambah dia.

Sementara itu, Kepala BPS Suryamin menyampaikan pendataan terhadap Wapres JK merupakan rangkaian dari pendataan program Sensus Ekonomi 2016 yang diselenggarakan sejak 1-31 Mei.Menurut dia, dalam pendataan ini, BPS mendata semua usaha atau bisnis baik yang dilakukan di tempat tinggal tetap maupun tidak tetap. 

"Kemudian juga di rumah tangga-rumah tangga, di kaki lima, pedagang keliling dan usaha online," kata Suryamin. Ia menyampaikan, pendataan usaha ini penting dilakukan untuk mendapatkan data jumlah usaha ekonomi di luar sektor pertanian. Ia menyebut, pada sensus ekonomi 2006, BPS mencatat terdapat 22,6 juta usaha. Jumlah inipun akan berubah seiring perkembangan teknologi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement