Sabtu 28 May 2016 12:29 WIB

JK Nilai Pesantren Harus Modern dalam Berpikir

Red: Nur Aini
Menyambut 90 Tahun Gontor. Pesera menghadiri acara Sujud Syukur Menyambut 90 Tahun Pondok Modern Gontor di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu (28/5).
Foto: Republika/ Wihdan
Menyambut 90 Tahun Gontor. Pesera menghadiri acara Sujud Syukur Menyambut 90 Tahun Pondok Modern Gontor di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu (28/5).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pendidikan dalam pondok pesantren harus mengajarkan cara berpikir yang modern, moderat, dan terbuka.

"Semua generasi muda, baik alumni maupun yang sedang belajar harus perhatikan arti modern bukan hanya pakai jas, tapi modern dalam berpikir," kata Wapres Jusuf Kalla dalam sambutannya pada acara "Sujud Syukur Menyambut 90 Tahun Pondok Modern Gontor" di Masjid Istiqlal Jakarta, Sabtu (28/5).

Menurut Wapres, umat Islam di Indonesia saat ini masih mayoritas secara jumlah, tetapi masih minoritas dalam menjalankan fungsinya dalam masyarakat. "Kekosongan ini hanya bisa diisi dengan semangat dan pendidikan, serta hal yang paling sederhana, yakni doa agar kita mampu memajukan peran kebaikan kita untuk dunia," kata dia.

JK menambahkan arti modern selalu berubah karena masyarakat dan dunia juga berubah, karena itu Pondok Modern Gontor juga harus bisa mengikuti perkembangan tersebut. "Pada awal perjalanan Gontor, yang kita butuhkan adalah pemikiran-pemikiran di alam kemerdekaan, dan kini yang kita perlukan adalah pembangunan, pemikiran untuk menghasilan sesuatu yang baik," kata dia.

Oleh karena itu, JK mengharapkan Pondok Pesantren Gontor yang telah 90 tahun mengikuti perjalanan bangsa dari sebelum masa kemerdekaan hingga kini, untuk dapat memberikan semangat baru bagi pendidikan yang modern, moderat, dan terbuka. "Bagi saya, Gontor selalu menjadi harapan. Di masa 70'an, dalam pandangan bapak saya yang masih hidup saat itu, sekolah terbaik adalah Gontor," kata dia.

Dalam acara "Sujud Syukur Menyambut 90 Tahun Pondok Modern Gontor", hadir pula alumni Gontor yang kini berkiprah di tingkat nasional, antara lain Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir, mantan Menteri Agama Maftuh Basyuni, dan mantan Ketua DPR Hidayat Nurwahid.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement