REPUBLIKA.CO.ID, SANTO DOMINGO -- Pejabat Tinggi Pemerintah Venezuela pada Sabtu (28/5), bertemu dengan oposisi dengan ditengahi oleh mediator di Republik Dominika. Mereka berupaya meletakkan dasar untuk dialog di tengah kebuntuan politik dan krisis ekonomi yang memburuk.
Kedua belah pihak mengatakan, mereka bertemu dengan mantan perdana menteri Spanol Jose Luis Rodriguez Zapatero dan mantan presiden Martin Torrijos dari Panama serta Leonel Fernandez dari Republik Dominika.
Pada Jumat (27/5), Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengumumkan Menteri Luar Negeri AS John Kerry telah berbicara dengan Zapatero menyambut inisiatif iu. Kerry mengatakan AS siap membantu para mediator.
Oposisi dari koalisi Democratic Unity mengatakan kepada mediator, bahwa setiap pembicaraan dengan pemerintah harus mencakup diskusi mengenai beberapa hal. Seperti antara lain, seruan referendum aturan Maduro, pembebasan pemimpin oposisi yang dipenjara, bantuan kemanusiaan asing untuk membantu mengatasi krisis dan menghormati hukum yang disahkan Kongres.
"Poin-poin itu diterima oleh para mantan presiden sebagai perwakilan dari partai berkuasa, di mana belum ada pertemuan langsung apapun. Ini pertemuan dengan mediator," kata koalisi dalam sebuah pernyataan.
Menteri Luar Negeri Venezuela Delcy Rodriguez juga menyatakan pemerintah telah bertemu dengan mediator yang sama. "Republik Bolivarian Venezuela menginformasikan bahwa telah menggelar pertemuan pertama untuk dialog antara pemerintah dan oposisi," kata dia di akun Twitternya.
Para pemimpin oposisi telah sangat skeptis pada pembicaraan dengan pemerintah selama ini. Mereka menggambarkan adanya mekanisme mengulur-ulur yang memungkinkan Maduro juga mengulur waktu.
Mantan calon presiden Henrique Capriles, mengatakan dalam sebuah wawancara pekan ini bahwa satu-satunya cara untuk menyelesaikan krisis itu melalui pemungutan suara.