Ahad 29 May 2016 15:41 WIB

Pelaku Industri Kertas Minta Penurunan Harga Gas

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Industri pulp dan kertas (ilustasi)
Foto: scheererbearing.com
Industri pulp dan kertas (ilustasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaku industri kertas meminta kepada pemerintah agar sektor ini ikut menikmati penyesuaian harga gas. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas, industri kertas tidak masuk ke dalam sektor industri yang menikmati penyesuaian harga gas.

"Dengan Perpres ini kan ada penurunan (harga gas), namun industri kertas tidak masuk dalam Perpres tersebut sehingga kami minta kepada pemerintah agar dimasukkan," ujar Direktur PT Fajar Surya Wisesa Roy Teguh di Jakarta, Ahad (29/5).

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi pada 3 Mei 2016 lalu. Dalam Perpres disebutkan bahwa harga gas bumi ditetapkan oleh Menteri ESDM dengan memperhitungkan bagi hasil pada Kontrak Kerja Sama dan dasar penghitungan penjualan gas bumi yang berasal dari pelaksanaan Kontrak Kerja Sama Minyak dan Gas Bumi. Penetapan harga gas bumi diperuntukkan bagi tujuh sektor industri yakni pupuk, petrokimia, oleochemical, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan.

Menurut Roy, biaya energi pada industri kertas cukup signifikan sehingga apabila sektor industri ini ikut menikmati penyesuaian harga gas maka dapat berpeluang untuk meningkatkan daya saing. Apalagi, saat ini industri kertas di Indonesia mulai melakukan ekspansi. Roy mengatakan, PT Fajar Surya Wisesa sedang membangun pabrik baru sebagai bentuk ekspansi dengan nilai investasi mencapai 160 juta dolar AS.

"Saat ini sedang dalam konstruksi dan sebagian mesin sudah masu. Kami perkirakan pada kuartal I 2017, pabrik sudah bisa beroperasi," kata Roy.

Dengan ekspansi pabrik tersebut, maka total kapasitas pabrik akan menjadi 1,55 juta ton. Sementara, kapasitas produksi untuk kertas bergelombang mencapai 350 ribu ton per tahun. Roy mengatakan, rasio ekspor untuk produknya saat ini mencapai 15 persen dan sisanya untuk pemenuhan di dalam negeri.

Roy mengatakan, pabriknya memproduksi kertas jenis coated duplex board untuk kemasan produk makanan, farmasi, dan sepatu. Sedangkan produk lainnya yakni container boards untuk kemasan produk elektronik. Selain melakukan ekspansi pabrik kertas, PT Fajar Surya Wisesa juga membangun pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhan energi pabriknya dengan kapasitas 120 megawatt.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement