REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amerika Serikat (AS) melalui Badan Perdagangan dan Pembangunan AS (USTDA) melakukan penandatanganan perjanjian hibah dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Penandatanganan perjanjian hibah senilai 700 ribu dolar AS ini dilakukan Penasihat Urusan Dagang di Kedutaan Besar AS Rosemary Gallant dengan Direktur Perhubungan Udara Kemenhub Suprasetyo dan disaksikan Duta Besar AS Robert Blake bersama Menhub Ignasius Jonan.
Hibah dari USTDA tersebut akan digunakan untuk mendanai proyek pengembangan sistem keselamatan penerbangan di wilayah timur Indonesia, yang mencakup konsep operasi, rencana penanaman modal, dan pelaksanaan waktu guna meningkatkan praktik keselamatan penerbangan dan navigasi udara di Papua dan Maluku.
"Sebagai negara kepulauan yang Iuas dengan penduduknya yang besar dan dinamis, transportasi udara sangat penting bagi perekonomian dan masyarakat Indonesia baik laIu lintas angkutan penumpang maupun kargo," ujar Duta Besar AS Robert Blake di Kantor Kemenhub, Jakarta, Kamis (2/6).
Ia menambahkan, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan keselamatan udara dan juga memajukkan perekonomian, khususnya di wilayah Papua dan Maluku.
"Bantuan teknis ini akan membantu Ditjen Perhubungan Udara dalam memperbarui kemampuan navigasi udara serta meningkatkan keselamatan dan operasi penerbangan umum dan komefsial di wiIayah timur Indonesia," lanjutnya.
Untuk jangka panjang, proyek ini telah dirancang untuk membantu meningkatkan efisiensi sektor penerbangan sipil dan meningkatkan manajemen wiIayah udara Hibah ini mendukung tujuan Pemerintah AS untuk meningkatkan kerjasama antara kedua negara serta mendukung pertumbuhan sektor penerbangan di Indonesia yang aman dan ensien.