REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI IB Putu Dunia mengatakan pesawat tempur F-16 hibah dari pemerintah Amerika Serikat dijadwalkan tiba pada Oktober 2014.
"Direncanakan F-16 sudah datang sebelum 5 Oktober peringatan Hari TNI," kata Marsekal TNI IB Putu Dunia kepada Antara saat meninjau persiapan fasiltias di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Rabu (19/3).
Ia mengatakan, jet tempur tersebut akan tiba secara bertahap ke Indonesia. "Untuk tahap awal, ada delapan pesawat yang akan datang," ujarnya.
Dalam kunjungannya, IB Putu Dunia meninjau persiapan fasilitas untuk F-16 yang akan ditempatkan di Lanud Pekanbaru. Kasau dalam kunjungan tersebut didampingi oleh Panglima Komando Operasi I TNI AU Marsekal Muda TNI M Syaugi dan Komandan Lanud Roesmin Nurjadi Kolonel Pnb Andyawan.
"Kita memantau langsung pembangunan skuadron 16, dan sejauh ini sangat memuaskan. Semua peralatan lengkap, dan kedepan kita berharap, Skuadron F-16 ini sebagai pilar terdepan kita untuk mengamankan kawasan kedaulatan NKRI," ujarnya.
Menurut dia, direncanakan akan ada 16 pesawat tempur F-16 di Lanud Pekanbaru. Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Kolonel Pnb Andyawan mengatakan fasilitas untuk skuadron F-16 berdiri di lahan seluas sekitar 7 hektare. Fasilitas tersebut meliputi hanggar, hanggar perawatan, arena parkir pesawat terbang dan naungannya, gudang amunisi, asrama dan rumah tinggal pilot dan awak darat, perkantoran, dan lain-lain.
Ia mengatakan Mabes TNI memilih Pekanbaru sebagai lokasi jet tempur itu karena dinilai sebagai daerah strategis di Sumatra, untuk pengamanan wilayah barat Indonesia terutama di Selat Malaka. Sebab, selama ini pesawat-pesawat tempur Angkatan Udara Singapura hanya memerlukan waktu kurang dari satu menit untuk bisa berpapasan dengan garis batas wilayah kedaulatan Indonesia di Selat Philips dan Selat Singapura.
TNI AU mendatangkan F-16 Fighting Falcon blok 25 bekas Perang Irak, yang direncanakan akan ditingkatkan kapasitasnya (upgrade) ke blok 52+. Meskipun hibah dari Amerika Serikat, pemerintah tetap mengeluarkan biaya upgrade dengan biaya total sekitar 400 juta dolar AS memakai skema pembayaran foreign military sales.
Jika berjalan lancar, maka akan ada dua skuadron udara di Lanud Pekanbaru, yang kini sudah memiliki Skuadron Udara 12 berintikan Hawk 109 dan Hawk 209 buatan British Aerospace.