REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Pengendalian Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan Gunung Kerinci masih terus mengeluarkan asap tebal.
Gunung Kerinci mulai tampak meningkat aktivitasnya setelah gempa 6,5 skala Richter di barat daya pesisir selatan dirasakan hingga Jambi, Riau dan Singapura pada Kamis (2/6).
"Setelah Gempa aktivitas Gunung Kerinci meningkat dibandingkan sebelumnya. Sejak Jumat (3/6) teramati tinggi asap kelabu lebih kurang 400 meter hingga 500 meter dengan tekanan kuat condong ke timur dan barat," kata Sutopo melalui siaran pers di Jakarta, Sabtu (4/6).
Menurut pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), terjadi getaran tremor terus menerus dengan amplitudo 0,5 milimeter hingga dua milimeter dominan satu milimeter. Sutopo mengatakan amplitudo tersebut tidak terlalu besar bila dibandingkan dengan letusan Gunung Bromo atau Gunung Raung yang mencapai sekitar 30 milimeter.
"Artinya letusan yang terjadi tidak terlalu besar dan mengkhawatirkan," jelasnya.
Letusan Gunung Kerinci menyebabkan hujan abu tipis di Desa Sungai Sikai dan Desa Tangkil di Kecamatan Gunung Tujuh, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, dengan ketebalan sekitar 0,01 milimeter hingga 0,05 milimeter. Letusan berlangsung puluhan kali dan terus menerus. Tidak ada peningkatan status, sehingga status gunung tetap Waspada atau tingkat II. Status itu ditetapkan sejak 9 September 2007 hingga sekarang.
Rekomendasi PVMBG adalah masyarakat di sekitar Gunung Kerinci dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah yang ada di puncak Gunung Kerinci dalam radius tiga kilometer dari puncak kawah aktif. Masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius bahaya yaitu kawasan rawan bencana (KRB) III.
"Mengingat Gunung Kerinci adalah gunung tertinggi di Sumatra, yaitu 3.805 meter di atas permukaan laut, sebaiknya jalur penerbangan di sekitar Gunung Kerinci dihindari karena sewaktu-waktu masih dapat terjadi abu dengan ketinggian yang dapat mengganggu jalur terbang," tutur Sutopo.
Ia mengimbau masyarakat tetap tenang. Belum perlu ada pengungsian karena zona merah yang ditetapkan masih dalam radius 3 kilometer, sementara permukiman terdekat berada sekitar delapan kilometer dari puncak kawah.
sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement