REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyatakan banjir rob dan gelombang pasang mengakibatkan kerugian di 24 Kabupaten/Kota di Indonesia. Setidaknya, lebih dari lima ribu rumah terendam banjir.
Sutopo menyebut ke-24 wilayah terdampak yaitu Kabupaten Kulon Progo, Gunung Kidul, Bantul, Tasikmalaya, Pangandaran, Cilacap, Pekalongan, Purworejo, Wonogiri, Semarang, Pacitan, Banyuwangi, Jember, Trenggalek, Malang, Tulungagung, Lumajang, Gresik, Tuban, Surabaya, Pemekasan, Probolinggo, dan Jakarta.
BNPB mengakui gelombang tinggi dan pasang laut sudah diramalkan terjadi karena termasu siklus enam bulanan. Akibat bencana tersebut, wilayah di pinggir laut selatan Jawa menjadi yang terdampak paling parah.
"Ratusan bangunan meliputi rumah, gazebo, warung, talud pantai, dan bangunan di pantai mengalami kerusakan. Di Lumajang, 300 jiwa anak-anak dan perempuan yang mengungsi, di Kabupaten Pekalongan sebanyak 891 jiwa mengungsi dan 5.937 unit rumah terendam banjir rob di Kecamatan Tirto, Wiradesa, Wonokerto dan Siwalan," katanya.
Sedangkan, Yogyakarta tak luput dari kerusakan parah. Setidaknya 15 kawasan wisata pantai di daerah Yogyakarta mengalami kerusakan akibat terkena gelombang setinggi 5-7 meter yaitu Pantai Trisik, Bugel, Glagah, Congot, Drini, Sadranan, Ngandong, Sundak, Somendang, Pulang Sawah, Pok Tunggal, Gesing, Sepanjang, Watu Kodok dan Watu Baru di Kabupaten Gunung Kidul, Kulon Progo dan Bantul.
Meski tak ada korban jiwa, namun kerugian material diperkirakan tinggi karena bencana terjadi di kawasan wisata. Di kawasan wisata pantai di Gunung Kidul terdapat 101 gazebo rusak, 21 warung rusak, 3 bangunan SAR rusak dan beberapa talud.
Sedangkan di Kulon Progo kerusakan meliputi 54 warung, 7 perahu, 5 tambak udang dan beberapa bangunan wisata. Di Bantul kerusakan meliputi 30 warung, perahu dan posko. "Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Diperkirakan kerugian ekonomi mencapai miliaran rupiah," jelasnya.