REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Deputi Bidang Perencanaan dan Kerja sama Badan Restorasi Gambut (BRG) Budi Wardhana mengatakan untuk pemetaan lahan gambut dibutuhkan dana sebesar Rp1,2 triliun.
"Ada sekitar 12 juta hektare yang harus direstorasi dan itu butuh pemetaan yang cukup detil dan ini butuh banyak biaya," kata Budi di Jakarta, Jumat.
Dia menjelaskan, pemetaan menggunakan LiDAR (Light Detection and Ranging) untuk memetakan kubah gambut biayanya sekitar 1,5-3 dolar AS per hektare.
LiDAR merupakan teknologi pemetaan dengan sinar laser yang dibawa pesawat udara.
Lebih lanjut dia mengatakan dana tersebut masih bersumber dari APBN dan pemetaan direncanakan sampai 2019 sehingga masih ada waktu setahun dampai 2020 untuk menindaklanjuti hasil pemetaan.
Namun dia menjelaskan bahwa dana Rp1,2 triliun itu tidak seluruhnya untuk pemetaan karena paling banyak adalah untuk restorasi fisik.
Restorasi fisik yang dimulai tahun ini dikatakan Budi masih menggunakan dana donor dan diharapkan pada 2017 bisa menggunakan dana yang bersumber dari APBN atau APBD.
"Restorasi fisik tahun ini ada dana Rp160 miliar yang menginduk di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Tahun depan anggaran 50 persen untuk restorasi fisik," jelas dia.