REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Mitigasi struktural dan non struktural penting dilakukan untuk melindungi masyarakat Purworejo dari ancaman bencana tanah longsor. Hal ini sangat diperlukan guna menghindari jatuhnya korban jiwa massal.
Hal ini disampaikan Panglima Kodam (Pangdam) IV/Diponegoro, Mayjen TNI Jaswandi, usai meninjau lokasi bencana tanah longsor di Dusun Caok, Desa Karangrejo, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo, Rabu (22/6).
Menurut Pangdam, Purworejo merupakan salah satu daerah di Jawa Tengah dengan karakteristik wilayah rawan sedang hingga tinggu untuk bencana tanah longsor. Di luar pentingnya mitigasi struktural dan non struktural, ke depan juga perlu dilakukan penataan ruang yang berbasis peta rawan longsor oleh pemerintah daerah setempat.
Tentunya, ini perlu dibarengi dengan konsistensi dalam menegakkan implementasinya. Sebaliknya masyarakat juga harus terus waspada akan terjadinya musibah yang diakibatkan oleh curah hujan yang intensitasnya cukup tinggi. "Sehingga ke depan masyarakat akan terlindungi dari ancaman bencana tanah longsor yang masih mengancam," tegas Jaswandi.
Dalam kesempatan ini, Pangdam juga menyambangi sejumlah warga yang selamat dari musibah dan berdialog dengan para pemangku kebijakan setempat
Pangdam juga menyampaikan Kodam IV/Diponegoro mendukung penuh upaya tanggap darurat bencana dengan mengerahkan personil untuk membantu pencarian korban yang belum ditemukan. "Termasuk langkah- langkah yang diperlukan saat tanggap darurat bencana berakhir maupun masa pemulihan nanto," tambah Pandam --yang dalam kunjinhan ini-- didampingo oleh Danrem 072/Pamungkas, Brigjen TNI Stephanus Tri Mulyono.
Seperti diketahui, anggota TNI Kodam IV/Diponegoro juga diterjunkan ke lokasi bencana di sejumlah kabupaten untik bergabung dalam tim SAR gabungan bersama unsur BPBD, Polri, Basarnas, PMI, Tagana, SKPD serta relawan masyarakat.
Sementara itu, dari lokasi bencana banjir dan tanah longsor di Desa Gumelem, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara dikabarkan, sejumlah dusun yang terisolir akibat rusaknya infrastruktur jalan dan jembatan kini sudah tertangani.
Seperti Dusun Pingin dan Dusun Trenggiling kini tidak lagi terisolasi. Sebuah jembatan darurat telah dibuat untuk menghubungkan kedua dusun ini. Sehingga aktivitas 540 dari 90 kepala keluarga (KK) yang sebelumnya lumpuh sudah menggeliat lagi.
Salah seorang relawan PKS Jawa Tengah, Pratama Widodo mengatakan, jembatan darurat dari bambu telah dibangun para relawan bersama unsur TNI, Baznas dan Rumah Zakat. “Pekerjaan pembuatan jembatan ini adalah gotong royong warga masyarakat yang dibantu oleh relawan gabungan, alhamdulillah Selasa (21/6) sudah jadi," jelasnya.