REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Kepala Uni Eropa Donald Tusk mengatakan, ia percaya diri dengan masa depan Uni Eropa meski Inggris memutuskan meninggalkan blok tersebut. Para pejabat Uni Eropa bertemu pada Jumat (24/6), untuk mencoba membicarakan langkah selanjutnya setelah keputusan mengejutkan Inggris.
"Apa yang tak membunuhmu, akan membuatmu lebih kuat. Hari ini, mewakili 27 pemimpin, saya mengatakan kami bertekad menjaga persatuan," kata Tusk menanggapi hasil awal referendum Inggris yang menyatakan negara tersebut akan keluar dari blok yang dipimpinnya.
Presiden Komisi Uni Eropa Jean-Claude Juncker menggelar pertemuan dengan pemimpin Dewan dan Parlemen Eropa, bersama dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte yang negaranya memegang kepresidenan bergilir Uni Eropa. Keempatnya mencoba menyepakati posisi Eropa terkait pemungutan suara referendum Inggris.
Baca: David Cameron Mundur
Ini merupakan pertama kalinya sebuah negara meninggalkan blok 28 anggota tersebut. Mereka akan melakukan pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa, tanpa Inggris di Brussels pada Selasa (28/6). Para pemimpin parlemen bertemu secara terpisah dan para pemimpin komisi Eropa juga akan bertemu secara terpisah.
Meski para pejabat Uni Eropa menyadari kemungkinan Inggris untuk memilih keluar dari blok tersebut, namun tak ada yang benar-benar tahu bagaimana aturan untuk keluar. Banyak pejabat Eropa khawatir keluarnya Inggris dapat memicu referendum di negara lain.
Keputusan Inggris keluar juga menimbulkan pertanyaan mengganggu mengenai masa depan Eropa di tengah krisis ekonomi, kekhawatiran akan Yunani di euro dan ketidakmampuan Uni Eropa mengelola darurat pengungsi.