REPUBLIKA.CO.ID, Seorang penjaga toko di Nzara, Sudan mengalami gejala penyakit aneh dan misterius pada 27 Juni 1976. Hanya lima hari setelahnya, ia meninggal dunia.
Dari kematian itu, terungkap bahwa pria tersebut terinfeksi virus yang kemudian dikenal dengan nama Ebola. Virus ini kemudian berkembang biak dan terus menyebar di banyak wilayah negara di Afrika.
Gejala awal Ebola mirip dengan demam berdarah. Biasanya masa inkubasi dimulai sejak empat hingga 15 hari, kemudian korban merasa akan mengalami gejala flu, seperti demam tinggi dan kondisi lemah.
Namun, jika seseorang terkena Ebola, mereka juga akan mengalami diare, muntah, dan adanya binik-bintik merah di seluruh tubuh. Pendarahan juga terjadi dan keluar dari seluruh lubang di tubuh.
Kerusakan organ internal dalam tubuh kemudian dimulai. Dalam waktu tujuh hingga 10 hari, korban mengalami kelelahan yang parah hingga akhirnya meninggal.
Ebola merupakan virus dengan tingkat penyebaran yang tinggi. Setelah pertama kali terungkap, virus ini berturut-turut menyebar dalam waktu yang singkat.
Penyebaran dimulai dengan kontak dari orang-orang di sekitar. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saat itu turun tangan pada Oktober untuk mengantisipasi penyebaran yang lebih luas lagi di Afrika.
Sebanyak 284 kasus Ebola dilaporkan terjadi di Afrika pada tahun itu dan lebih dari setengah korban meninggal dunia. Sejak 1976, beberapa wabah juga kembali terjadi. Namun, hingga kini belum diketahui secara pasti dari mana virus ini berasal dan bagaimana penanganan yang tepat terhadapnya.