REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Referendum Inggris untuk keluar dari Uni Eropa tidak akan berdampak pada pertemuan puncak aliansi militer NATO bulan depan. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry memprediksi NATO justru akan lebih kuat.
Inggris memberikan suara dalam referendum Kamis lalu untuk keluar dari Uni Eropa, pasar keuangan global yang menakjubkan dan para pemimpin dunia. Presiden AS Barack Obama dan banyak pemimpin dunia lainnya telah mendesak Inggris untuk tetap di dalam blok 28 negara.
"Kami memiliki harapan yang tinggi dan pertemuan NATO yang sangat kuat dan kiriman penting," kata Kerry. KTT direncanakan dilakukan di Warsawa pada 8-9 Juli.
"Itu tidak akan berubah sedikit pun sebagai konsekuensi dari suara yang telah terjadi," lanjut dia.
Kerry yang pada tur kilat dari Brussels dan London dimaksudkan untuk meyakinkan sekutu AS mengikuti warga Inggris, mencatat bahwa 22 negara Uni Eropa, termasuk Inggris merupakan bagian dari NATO.
Di Brussels Kerry bertemu Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dan kepala kebijakn luar negeri Uni Erop Frederica Mogherini. "Setelah Inggris memutuskan untuk meninggalkan Uni Eropa, saya berpikir bahwa NATO telah menjadi bahkan lebih penting sebagai platform untuk kerja sama antara sekutu NATO Eropa," katanya.
Kerry akan bertemu pemimpin Inggris di London. Perdana Menteri David Cameron yang berkampanye untuk Inggris tetap di Uni Eropa akan mundur musim gugur nanti, setelah Konservatif yang berkuasa memilih pemimpin baru.