Jumat 01 Jul 2016 22:50 WIB

Tolak Bayar Tebusan untuk WNI, Panglima TNI: Kita Bukan Sapi Perah

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Bayu Hermawan
Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
Foto: Ist
Panglima TNI Gatot Nurmantyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan tak bisa menurunkan pasukannya ke Filipina, tanpa adanya kesepakatan 'hitam diatas putih' antara Filipina dan Indonesia mengenai kerjasama militer.

Gatot mengatakan selama ini memang pihak Filipina sudah memberikan previllage untuk pasukan TNI masuk sewaktu-waktu. Namun hal itu baru dalam tataran wacana dan konsep. Gatot mengatakan, hal tersebut tak bisa diberlakukan dalam segi militer. Karena militer bergerak atas perintah dan landasan yang jelas.

"Semuanya ini baru pembicaraan saja, operasinya kan belum. Kemudian harus ditindaklanjuti, duduk bersama, buat MoU. Belum sampai situ, belum merumuskan formulasinya bagaimana," ujarnya di Kantor Menkopolhukam, Jumat (1/7).

Namun, Gatot mengatakan pihaknya selalu menyiapkan dan menyiagakan personil untuk bergerak. Pihaknya selalu memperkirakan segala kemungkinan dan menyiapkan segala opsi opsi.

Ia pun menegaskan bahwa kali ini, memang sudah bukan lagi diplomasi dan memberikan uang sebagai salah satu solusi. Hal tersebut malah menghina bangsa. Ia mengatakan, kalau ada uang sebagai opsi penyelesaian sama saja menyamakan negara sebagai sapi perah bagi negara lain.

"Saya sangat amat menentang dengan cara pembayaran karena menunjukkan bangsa pengecut dan sapi perah. Jangan mau kita bayar," tegasnya.

Kedepan, menurut Gatot pemerintah juga harus memperjelas terkait agenda patroli bersama yang bisa berfungsi untuk menjaga perbatasan dan perairan yang melibatkan negara tetangga. 

"Kalau ada hitam di atas putih saya yang tanda tangan dengan angkatan bersenjata filipin baru benar. Selain itu, selain perintah presiden saya tidak akan lakukan karena yang punya tanggung jawab presiden," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement