REPUBLIKA.CO.ID, Pada 12 Juli 1990, seorang politisi populis sekaligus Presiden Parlemen Uni Soviet, Boris Yeltsin mengundurkan diri dari keanggotaan Partai Komunis yang merupakan kekuatan tunggal negara itu.
Keluarnya Yeltsin menimbulkan perpecahan di kalangan Partai Komunis, yaitu antara kubu konservatif dengan kubu reformis radikal, yang mendukung Yeltsin. Para pendukung Yeltsin saat itu membentuk grup yang berpengaruh, Platform Demokratik.
Manuver Yeltsin membuat pemimpin Partai Komunis sekaligus penguasa Soviet saat itu, Mikhail Gorbachev menghadapi masalah perpecahan politik. Yeltsin saat itu dipandang sebagai tokoh reformis radikal di tubuh Partai Komunis dan mengkritik Gorbachev karena tidak optimal melakukan reformasi.
Yeltsin mulai muncul ke puncak kekuasaan setelah dia berperan menggalang kekuatan sipil untuk menentang upaya kudeta atas pemerintahan Gorbachev. Saat Soviet bubar pada akhir 1991, Yeltsin pun tampil sebagai presiden Rusia.
Saat kondisi kesehatannya terus menurun, Yeltsin pun pensiun sebaga presiden pada 1 Januari 2000 digantikan oleh Vladimir Putin. Yeltsin meninggal dunia pada 23 April 2007.
Selanjutnya: Anak-Anak Irlandia Utara Tewas Akibat Bom Sektarian