Selasa 12 Jul 2016 14:51 WIB

Pertamina Tambah Pasokan Elpiji 3 Kg di Garut

Red: Nur Aini
Pekerja menata tabung gas elpiji 3 Kg di salah satu agen gas elpiji (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja menata tabung gas elpiji 3 Kg di salah satu agen gas elpiji (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,GARUT -- PT Pertamina (Persero) menambah alokasi elpiji 3 kg di wilayah Garut untuk Juli 2016 sebanyak 310 persen dari alokasi harian dengan total 153.360 tabung. Penambahan itu termasuk alokasi fakultatif untuk Selasa (12/7). Selain itu, dalam dua hari ke depan (13-14 Juli 2016), alokasi gas elpiji akan ditambah sebanyak 80 persen dari alokasi normal.

Sebelumnya, masyarakat Garut mengeluhkan adanya kelangkaan elpiji 3 kg. Kondisi itu membuat harga elpiji 3 kg melonjak hingga Rp 37 ribu per tabung. (Baca: Harga Gas Elpiji 3 Kg di Garut Melesat Jadi Rp 37 Ribu per Tabung)

Area Manager Communication & Relations Pertamina Jawa Bagian Barat Yudy Nugraha mengatakan pengawasan harga termasuk monitoring di tingkat pengecer/warung sudah tidak menjadi kewenangan dari Pertamina. Sedangkan Harga Eceran Tertinggi (HET) di tingkat pengecer ditentukan oleh pemerintah daerah setempat.

"Salah satu rekomendasi kami agar pemda dapat membantu dengan menentukan HEN (harga eceran nyata) di lapangan. Gunanya untuk mengatur harga tertinggi di pengecer (dengan sanksi atau denda) sehingga mereka tidak dapat menentukan margin secara sepihak yang membuat harga menjadi melambung," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (12/7).

 

Saat ini ketersedian elpiji 3 kg dinilai masih cukup dan tersedia untuk masyarakat, terutama di kecamatan Singajaya, apalagi dibantu dengan tambahan alokasi tersebut. Menurutnya, HET Pangkalan di Kecamatan Singajaya yang ditentukan SK Bupati Kabupaten Garut adalah Rp 17 ribu di tingkat pangkalan.

 

Untuk Selasa ini (12/7) Pertamina juga akan mengadakan operasi pasar di tiga lokasi, yaitu depan Kantor Kecamatan Singajaya (560 tabung), Alun-Alun Kecamatan Singajaya (560 tabung), dan Desa Pancasura-Kec. Singajaya (360 tabung).

 

Menurutnya, salah satu penyebab serapan yang melonjak adalah fenomena pedagang makanan musiman yang membutuhkan elpiji serta adanya pengecer musiman selama bulan puasa dan menjelang Hari Raya dan selama liburan Lebaran.

 

Ia mengatakan wilayah Garut merupakan salah satu jalur mayoritas mudik arus balik dan termasuk wilayah rawan macet. Namun Pertamina akan terus mengupayakan agar penyaluran lebih cepat sampai ke masyarakat.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement