REPUBLIKA.CO.ID, LABUHANBATU SELATAN -- Polisi menggelar olah TKP pascakecelakaan beruntun yang melibatkan tiga bus dan menewaskan tujuh penumpang di Labuhanbatu Selatan (Labusel), Sumut, Rabu (13/7) kemarin.
Olah TKP tersebut dilakukan tim traffic accident analysis (TAA) Ditlantas Polda Sumut di lokasi kejadian di Desa Pekan Tolan, Kecamatan Kampung Rakyat, Kamis (14/7).
"Kami dari Ditlantas Polda Sumut membantu Polres Labuhanbatu untuk kecelakaan lalu lintas ini," kata Kepala Tim TAA Polda Sumut Kompol Widodo.
Widodo menjelaskan, timnya yang berjumlah 15 orang telah melakukan berbagai hal yang diperlukan untuk mengetahui penyebab kecelakaan. Salah satunya, yakni pengukuran dan pengambilan gambar di lokasi kejadian.
"Kunci dari TAA untuk mengetahui faktor penyebab kecelakaan. Kami mengambil 17 adegan, cukup panjanglah. Kami mengambil foto atau maket dari udara," kata dia.
Nantinya, Widodo mengatakan, hasil olah TKP yang dilakukan hari ini akan diserahkan kepada penyidik. Hasil ini akan digunakan sebagai bahan petunjuk untuk mengetahui penyebab kecelakaan yang menyebabkan puluhan penumpang luka-luka tersebut.
"Kami masih olah TKP, tentunya nanti yang menentukan penyidik," ujar Widodo.
Hingga saat ini, 39 korban luka ringan dan berat masih mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Nur Aini, Labusel. Sedangkan tujuh jenazah penumpang telah dibawa pulang oleh keluarga masing-masing.
Belum ada tersangka yang ditetapkan atas kecelakaan ini. Polisi pun belum memeriksa saksi dan sopir ketiga bus yang terlibat dalam kecelakaan.
Kecelakaan beruntun yang melibatkan tiga bus terjadi sekitar pukul 04.00 WIB. Kejadian ini berawal saat bus Makmur yang melaju dari arah Medan ke Pekanbaru berusaha mendahului mobil tangki yang ada di depannya.
Diduga karena melaju dengan kecepatan tinggi, bus tersebut oleng dan langsung menabrak bus Pembangunan Semesta yang melaju dari arah berlawanan. Bus Antar Lintas Sumatra (ALS) yang ada di belakang bus Pembangunan Semesta juga kemudian ikut tertabrak.