REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Ignasius Jonan akan mengevaluasi tiga pokok permasalahan selama masa mudik dan balik Lebaran 2016 agar lebih baik di tahun-tahun mendatang.
Jonan mengatakan tiga hal yang perlu dievaluasi tersebut, ialah terkait ruas jalan tol, sosialisasi penggunaan transportasi umum dan pengurangan tingkat kecelakaan.
"Pengoperasian ruas baru harus dibicarakan dengan sangat detil untuk menghindari rekayasa lalu lintas yang sangat berlebihan, sehingga menyebabkan kemacetan yang sangat panjang," ujarnya.
Kedua, lanjut Jonan, yaitu peningkatan atau sosialisasi penggunaan transportasi umum selama kegiatan arus mudik akan digalakkan. Ketiga, yakni upaya penurunan tingkat kecelakaan berbasis jalan raya atau darat karena yang paling banyak terjadi kecelakaan selama dua tahun terakhir masa arus mudik dan balik Lebaran.
"Untuk mengurangi tingkat kecelakaan berbasis jalan raya atau darat, menurut saya sosialisasi harus dilakukan sedini mungkin bersama-sama Korlantas," katanya.
Menurut data Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri dari "H-6" sampai "H+8" Lebaran 2016, jumlah kecelakaan lalu lintas turun enam persen, korban meninggal dunia turun 20 persen, korban luka berat turun 15 persen dan korban luka ringan turun lima persen.
Berdasarkan data Pelaksanaan Angkutan Lebaran 2016 Kementerian Perhubungan, untuk moda angkutan jalan mengalami penurunan 5,99 persen dari 4,6 juta penumpang pada Lebaran 2015 menjadi 4,4 juta penumpang pada Lebaran 2016.
Sementara itu, untuk moda penyeberangan mengalami kenaikan sebesar 6,67 persen dari 3,6 juta penumpang pada Lebaran 2015 menjadi 3,8 juta penumpang Lebaran 2016. Moda kereta api juga mengalami kenaikan sebesar 3,78 persen dari 3,9 juta penumpang pada Lebaran 2015 menjadi 4,1 juta penumpang pada Lebaran 2016.
Untuk angkutan laut, mengalami penurunan 5,6 persen dari 881.145 penumpang pada Lebaran 2015 menjadi 930.498 penumpang pada Lebaran 2016. Adapun, moda angkutan udara mengalami kenaikan tertinggi, yaitu hingga 13,74 persen dari 4,3 juta penumpang pada Lebaran 2015 menjadi 4,9 juta penumpang pada Lebaran 2016.
Untuk angkutan darat, Jonan menyebutkan dari 14.799 bus antarkota antarprovinsi (AKAP) telah dilakukan pengecekan lapangan (ramp check) 11.155 bus (75,48 persen) di 48 terminal utama di 14 provinsi.
"Dalam penyelenggara angkutan Lebaran 2016 masih terjadi keterlambatan bus dikarenakan kemacetan di jakan raya, namun dapat diantisipasi dengan operator yang mengerahkan bus cadangan," jelasnya.
Sementara itu, untuk angkutan penyeberangan telah dilakukan ramp check 195 unit kapal dan 185 yang dinyatakan laik, 10 lainnya masih dalam perawatan (docking). Angkutan kereta api untuk antarkota terjadi 3.410 frekuensi, sementara KA perkotaan 4.847 frekuensi dan tambahan 978 frekuensi.
Adapun angkutan laut, telah dilakukan "ramp check" 1.273 unit dan dinyatakan laik 1.112 unit dan angkutan udara dilakukan 529 unit pesawat dilakukan ramp check dan seluruhnya dinyatakan laik. Terkait penerbangan tambahan yang diberikan sebanyak 636 penerbangan, sedangkan realisasi sebanyak 410 penerbangan atau 64,5 persen.