Rabu 20 Jul 2016 16:24 WIB

Sekolah Ini Razia Gim Pokemon Go

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Andi Nur Aminah
Permainan Pokemon Go di ponsel.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Permainan Pokemon Go di ponsel.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -– Maraknya pemberitaan dampak negatif aplikasi gim Pokemon Go di ponsel berbasis android, membuat pihak pengelola pendidikan di Purwokerto mengambil sikap. Pihak sekolah  melakukan razia dan melarang anak-anak didiknya memasang gim tersebut di gadget mereka.

Sikap ini, antara lain dilakukan pengelola sekolah SMP Negeri 1 Purwokerto, yang menjadi salah satu sekolah favorit di Kabupaten Banyumas. Pihak sekolah melakukan razia ponsel yang dimiliki para siswa, Rabu (20/7).

Kepala SMP 1 Purwokerto, Sulistyaningsih, mengatakan pihaknya melakuka razia keberadaan gim Pokemon Go di ponsel para siswa, untuk menghindari kemungkinan dampak negatif dari permainan tersebut. "Kami menilai permainan ini akan membuat siswa terganggu waktu belajarnya karena permainan ini sangat menyita waktu. Bukan hanya akan menyita waktu belajar di sekolah, tapi juga waktu belajar di rumah," jelasnya.

Meski demikian Sulistyaningsih juga menyatakan, kegiatan razia juga sekaligus dilakukan untuk menegakkan kembali aturan sekolah yang melarang para siswa membawa ponsel saat berada di sekolah. "Jadi bukan hanya gimnya saja. Tapi juga soal adanya siswa yang membawa ponsel ke sekolah," katanya.

Dari razia yang melibatkan semua guru tersebut, pihak sekolah mendapatkan cukup banyak ponsel pintar yang dibawa para siswa ke sekolah. Setelah diperiksa, ternyata ada juga beberapa siswa yang sudah memasang aplikasi permainan Pokemon Go yang sebenarnya belum terdapat dalam list aplikasi di Playstore Indonesia.

Salah satu siswa kelas IX yang diketahui memasang aplikasi Pokemon Go, Chaerul Anam, mengaku memasang aplikasi gim Pokemon Go pada saat liburan kenaikan kelas beberapa waktu lalu. "Saya memasang aplikasi tersebut karena penasaran. Soalnya banyak media yang memberitakan keberadaan gim tersebut," katanya.

Dia juga mengaku mendapatkan aplikasi tersebut melalui situs pencari Google, karena aplikasi game ini sampai sekarang belum tercantum di Playstore. "Saya dapat file aplikasi ini dari Google, dengan format APK. Setelah di-download, baru diinstal di ponsel," katanya.

Namun setelah beberapa kali memainkan gim Pokemon Go dia mengaku permainan tersebut sebenarnya tidak terlalu menarik karena tujuannya tidak jelas. Dia belum menghapus aplikasi tersebut, karena masih belum sempat. "Dalam gim tersebut kita hanya mengambil karakter pokemon yang ada di jalan kemudian diminta mengumpulkannya. Selanjutnya, kita tidak tahu buat apa. Kalau ada hadiahnya, mungkin baru menarik," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement