Kamis 21 Jul 2016 17:56 WIB

PTPN X Mulai Jual Listrik ke PLN

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nidia Zuraya
PTPN X
Foto: wordpress.com
PTPN X

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X mulai menjual listrik ke PT PLN dari hasil ampas tebu yang diproses melalui pembangkit dengan tenaga Biomassa (PLTBm) di wilayah Kediri, Jawa Timur.

Direktur Utama PTPN X Subiyono, mengatakan mulainnya penjualan listrik ini adalah tahapan penting dalam upaya melakukan hilirisasi produk. "Kami bersyukur sudah menempuh satu langkah kemajuan untuk memaksimalkan diversifikasi produk non-gula, sebab kami sudah menandatangani perjanjian jual beli tenaga listrik dengan PLN," ujarnya di Surabaya, Kamis (21/7).

Penjualan listrik dari pabrik gula ini merupakan yang pertama di Indonesia sejak berdirinya industri gula di Tanah Air ratusan tahun silam, ucap Subiyono. Ia mengatakan, penjualan listrik itu dilakukan oleh Pabrik Gula (PG) Pesantren Baru yang mempunyai kelebihan listrik (excess power) dengan kapasitas 3 megawatt (MW).

"Listrik itu akan disambungkan dengan fasilitas interkoneksi sistem kelistrikan milik PLN, dan infrastruktur penyambungannya sedang dibangun. September 2016 interkoneksinya ke jaringan PLN selesai dan sudah resmi jual listrik ke PLN," tuturnya.

Subiyono mengaku, juga sedang menyiapkan produksi listrik dari ampas tebu dengan program cogeneration di sejumlah PG lainnya, di antaranya PG Ngadiredjo (Kediri) sebesar 20 MW, PG Tjoekir (Jombang) 10 MW, dan PG Gempolkrep (Mojokerto) 20 MW.

Produksi listrik, kata Subiyono, adalah bagian dari perwujudan industri berbasis tebu (sugarcane based industry) yang terintegrasi dan sebagai bagian dari diversifikasi produk, terutama bioetanol berbahan baku tetes tebu dan produksi listrik berbasis ampas tebu.

"Sebagaimana di negara-negara produsen gula utama dunia, pabrik gula yang ada telah menjual bioetanol dan listrik, ini karena tebu sejatinya adalah sumber pangan dan energi," ujarnya menambahkan.

Subiyono optimistis, ke depan upaya diversifikasi produk non-gula bakal semakin berkembang, sebab pemerintah saat ini sedang fokus mendorong penggunaan energi baru terbarukan.

Ia menuturkan diversifikasi produk adalah keharusan jika industri gula di Indonesia masih ingin berkembang, karena jika mengandalkan pendapatan dari gula tentu akan sangat terbatas, mengingat gula adalah komoditas yang pergerakan harganya selalu diintervensi pemerintah, apalagi biaya produksi semakin meningkat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement