REPUBLIKA.CO.ID, CHENGDU -- Negara-negara yang tergabung dalam G20 menyimpulkan keputusan Inggris untuk menarik diri dari Uni Eropa atau dikenal dengan istilah Brexit memperbesar risiko ekonomi dunia. Kesimpulan itu disampaikan oleh para menteri keuangan G20 dalam penutupan pertemuan puncak di Chengdu, Cina pada Ahad (24/7) waktu setempat.
Disebutkan hasil referendum pada Juni lalu menambah ketidakpastian perekonomian global."Di masa depan, kami berharap agar Inggris menjadi mitra dekat Uni Eropa," ujar G20 dalam pernyataan resminya seperti dilansir BBC News.
Selain Brexit, faktor lain yang membuat rumit perekonomian dunia adalah konflik geopolitik, terorisme dan arus pengungsi.
Menteri Keuangan Inggris Philip Hammond mengungkapkan persoalan seputar Brexit banyak dibahas dalam pertemuan G20 selama dua hari ini. "Kenyataannya akan terus terjadi ketidakpastian sampai dicapai kesepakatan negosiasi dengan Uni Eropa," katanya.
Presiden bank sentral Jerman, Jens Weidmann, mengatakan sejauh ini belum muncul tanda-tanda bahwa hasil referendum Inggris telah mempengaruhi pembangunan ekonomi Eropa. Dikatakannya meskipun Inggris keluar dari Uni Eropa, perekonomian global akan membaik pada 2016 dan 2017.
Sebelumnya Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan hasil referendum Inggris telah menekan gambaran ekonomi dunia. Dalam laporan terbaru IMF menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia pada 2016 menjadi 3,1 persen dari perkiraan semula 3,2 persen.