REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengatakan semua lembaga pemasyarakatan (lapas) di Pulau Nusakambangan Cilacap Jawa Tengah, dalam keadaan aman menyusul gencarnya pemberitaan rencana pelaksanaan hukuman mati tahap III.
"Keadaan lapas aman sekali. Kalau Jaksa Agung HM Prasetyo memerintahkan untuk melakukan eksekusi, kami siap," ujar Yasonna usai melakukan rapat koordinasi dan evaluasi dengan jajarannya di Gedung Kemenkumham Jakarta, Senin (25/7).
Ia mengatakan semua yang berkaitan dengan eksekusi mati tahap ketiga ini berada dalam kendali Kejaksaan Agung yang berkoordinasi dengan Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah. Menkumham tidak bisa memberikan informasi apapun terkait hal tersebut, termasuk kapan pelaksanaannya dan berapa orang yang akan dieksekusi. Namun Yasonna mengaku sudah ada pemindahan narapidana ke Nusakambangan.
"Memang ada, tapi itu kan hal biasa," kata dia.
(Baca juga: Terpidana Mati Zulfikar Ali Menangis Saat Dijemput dari RSUD)
Rencana eksekusi hukuman mati memang berhembus kencang akhir-akhir ini. Bahkan, kunjungan keluarga narapidana ke seluruh lembaga pemasyarakatan (lapas) di Pulau Nusakambangan Cilacap Jawa Tengah, dihentikan untuk sementara mulai Senin (25/7).
Sebelumnya, seorang terpidana mati kasus narkoba yang diduga masuk dalam daftar eksekusi tahap ketiga, Merry Utami telah dipindahkan dari Lapas Wanita Tangerang Banten, ke Lapas Besi Nusakambangan pada Ahad (24/7). Merry Utami divonis mati oleh Pengadilan Negeri Tangerang pada tahun 2003 setelah ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta karena membawa 1,1 kilogram heroin.
Pada Rabu (20/7), Jaksa Agung HM Prasetyo mengatakan bahwa eksekusi mati akan dilakukan dalam waktu dekat. Prasetyo tidak memberikan informasi rinci mengenai hal itu. Akan tetapi dia sempat mengungkapkan bahwa beberapa orang yang akan dieksekusi mati adalah narapidana asal Indonesia, Nigeria dan Zimbabwe.