Selasa 26 Jul 2016 10:43 WIB

Pesawat Tenaga Surya Pertama Berhasil Keliling Dunia

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
 Pesawat bertenaga surya, Solar Impulse 2 tiba di San Fransisco,  setelah terbang melintasi Samudera Pasifik selama tiga hari dari Hawaii. (AP/Noah Berger)
Pesawat bertenaga surya, Solar Impulse 2 tiba di San Fransisco, setelah terbang melintasi Samudera Pasifik selama tiga hari dari Hawaii. (AP/Noah Berger)

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Pesawat tenaga surya pertama berhasil menyelesaikan tur keliling dunia pertama sepanjang sejarah. Pesawat Solar Impulse ini menyelesaikan rangkaian perjalanannya di Abu Dhabi, Selasa (26/7).

Pilot pesawat Bertrand Piccard menjadi pilot terakhir yang mengendalikannya dari ibu kota Mesir, Kairo menuju Uni Emirat Arab. Pesawat tenaga surya ini melakukan perjalanan untuk mengusung energi terbarukan.

Misi ini dimulai dari Abu Dhabi pada 9 Maret tahun lalu. "Masa depan cerah, masa depan adalah Anda, sekarang, mari kita lanjutkan," kata Piccard saat tiba di Abu Dhabi, disambut oleh sorak sorai dan kegembiraan.

Perjalanan 17 tahap ini melintasi empat benua, tiga laut dan dua samudera. Solar Impulse menyentuh kembali Al Bateen Executive Airport pada Selasa dini hari. Perjalanan terpanjang yaitu sejauh 8.924 km dari Nagoya, Jepang ke Hawaii, AS.

Perjalanan ini berlangsung selama 118 jam dan memecahkan rekor penerbangan solo terpanjang tanpa transit. Pilot yang mengendalikan pesawat saat itu adalah Andre Borschberg.

Pilot Borschberg dan Piccard telah membangun proyek Solar Impulse ini sejak lebih dari satu dekade lalu. Mereka berdua berharap bisa menyelesaikan misi tahun lalu namun proses penyelesaian bergeser karena menilai kondisi cuaca.

Baca juga, Kapal Tenaga Surya Buatan ITS Beraksi di Jepang. 

Solar Impulse ini tidak lebih berat dari sebuah mobil. Namun mereka punya sayap seperti Boeing 747. Pesawat tersebut bertenaga 17 ribu sel surya. Masalah utama pesawat adalah terlalu sensitif pada kondisi cuaca.

Kondisi pesawat cukup mengkhawatirkan ketika menghadapi turbulensi di atas padang pasir Saudi yang sangat panas. Kokpit pesawat hanya sebesar kotal telepon publik. Pilot harus menggunakan tangki oksigen agar bisa bernafas di altitude tinggi. Mereka juga hanya boleh tidur selama 20 menit.

sumber : BBC
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement