Rabu 27 Jul 2016 10:36 WIB

Pendidikan Diniyah Formal akan Digelar di Pesantren Minhaajurrosyidiin

Pesantren Minhaajurrosyidin, Lubang Buaya, Jakarta Timur
Foto: dok Minhaajurrosyidin
Pesantren Minhaajurrosyidin, Lubang Buaya, Jakarta Timur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pondok Pesantren Minhaajurrosyidiin, Lubang Buaya, Jakarta Timur akan dinobatkan sebagai satu dari 12 penyelenggara Pendidikan Diniyah Formal (PDF) di tingkat nasional.   

Ketua Harian Ponpes Minhaajurrosyidin KH Muh Asy’ari Akbar, mengatakan PDF merupakan program pendidikan yang memiliki nilai plus yaitu perpaduan ilmu umum dan agama.

Dengan demikian, ungkap dia, siswa tidak akan rendah diri lagi berkompetisi dengan pelajar umum lainnya. Bahkan, mereka memiliki kelebihan berupa kemandirian lantaran tinggal di pesantren dan bekal agama sebagai landasan karakter. “PDF adalah salah satu jawaban krisi di dunia pendidikan kita,” katanya dalam keteranga

Di satu sisi, ujar dia, dengan program ini  siswa akan lebih mudah meneruskan ke jenjang pendidikan umum yang lebih tinggi. Pelajar dari luar negeri juga tak ragu sebab ijazah yang dikeluarkan sudah diakui pemerintah RI.

Dia menjelaskan, jenjang PDF Minhaajurrosyidiin yang dibuka tahun ini adalah untuk tingkat wustha setara SMP, ulya setara SMA dan tahun depan merencanakan tingkat Ma’had Ali atau perguruan tinggi.

Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (PAKIS) Kantor Wilayah Kementeri Agama DKI Jakarta, Moh

Komarudin mengatakan program ini akan menjawab tantangan kebutuhan generasi ke depan yang berakhak dan profesional di pendidikan umum. “DKI Jakarta memiliki 14 lembaga pendidikan di program PDF,” katanya.  

Acara serah terima SK PDF yang rencana berlangsung awal Agustus akan dilakukan langsung oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Sejumlah tokoh nasional diagendakan hadir, antara lain Ketua MPR Zulkifli Hasan, Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat serta para Kabid Depag dari 33 Provinsi.   

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement