Kamis 28 Jul 2016 22:33 WIB

Sembilan Warga di Jambi Meninggal Akibat DBD

Ilustrasi
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Dinas Kesehatan Kota Jambi menyebutkan sembilan warga di daerah itu meninggal dunia akibat wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang tahun 2016.

Kepala Dinkes Jambi, Ida Yuliati di Jambi, Kamis mengatakan sepanjang Januari hingga Juni 2016 ditemukan 707 kasus DBD. "Dari 707 kasus DBD berdasarkan laporan dari rumah sakit dan puskesmas itu sembilan orang diantaranya meninggal dunia," kata Ida.

Sembilan warga Jambi yang meninggal dunia itu diakibatkan dari wabah demam berdarah karena lambat dibawa ke rumah sakit untuk segera diberikan pertolongan medis. "Umumnya penderita DBD ini masih anak-anak, kami imbau kalau sudah ada gejala seperti demam tinggi harus segera di bawa ke layanan kesehatan supaya cepat ditangani," katanya.

Jumlah kasus tersebut kata dia meningkat tajam dibandingkan temuan kasus DBD pada tahun sebelumnya (2015) yang ditemukan sebanyak 483 kasus dan delapan diantaranya meninggal dunia. "Dan prediksi kami akan meningkat lagi, melihat kondisi hujan yang terus mengguyur yang mengakibatkan genangan air dari sisa banjir," katanya menjelaskan.

Ida menjelaskan, wabah penyakit DBD tersebut adalah infeksi yang disebabkan virus dengue yang disebarkan oleh nyamuk dengue yang berkembang dari endapan air sisa air hujan.

Cara yang paling efektif untuk menanggulangi DBD itu adalah dengan memberantas sarang nyamuk, terutama di lingkungan terdekat. Sebab penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian sektornya, yaitu nyamuk 'AidesAegypti', katanya menjelaskan.

Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi, kata Ida telah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi wabah penyakit demam berdarah ini, salah satunya dengan menyebarkan bubuk abate disetiap kecamatan. "Kami sudah membagikan bubuk abate untuk membunuh jentik atau bibit nyamuk itu, dan juga mencanangkan gerakan bersih-bersih lingkungan," katanya.

Wabah DBD tersebut dapat dicegah dengan berprilaku hidup bersih dan membersihkan endapan-endapan air kotor dilingkungan sekitar yang dijadikan sarang berkembangnya wabah DBD itu.

Pihaknya meminta masyarakat di daerahnya untuk mewaspadai wabah DBD ini, karena selama ini untuk pemberantasan jentik nyamuk belum maksimal. "Sebenarnya perilaku hidup bersih yang dapat mencegah wabah DBD ini, kita imbau masyarakat agar selalu membersihkan dan menguras bak air yang kotor," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement