REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendataan dan penanganan gempa 5,7 Skala Richter (SR) yang terjadi Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Senin (1/8) pukul 06.40 WIB terus dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan aparat di daerah. Pusat gempa di 63 kilometer arah barat laut Kabupaten Dompu dengan kedalaman 22 kilometer.
"Gempa tidak berpotensi tsunami. Tapi menimbulkan guncangan yang cukup keras. Masyarakat panik dan berhamburan keluar rumah," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Senin (1/8).
Gempa dirasakan di Bali, Lombok dan Sumbawa. Berdasarkan laporan BPBD Kabupaten Dompu, data sementara terdapat 147 rumah rusak yaitu 31 rusak berat, 20 rusak sedang, dan 96 rusak ringan. Kerusakan rumah dan bangunan terjadi di beberapa desa di Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu.
Kepala BNPB Willem Rampangilei telah melaporkan kejadian, dampak dan penanganan gempa Dompu kepada Presiden RI Joko Widodo. Kerusakan rumah terjadi antara lain di Desa Calabai tujuh unit rumah rusak berat (RB) dan 16 unit rumah rusak ringan (RR ). Kemudian di Desa Karombo tukuh unit rumah RB, 20 unit rumah rusak sedang RS. Sementara di Desa Kadindi Barat enam unit rumah RB dan 40 unit rumah RR.
Di Desa Nangamero empat unit rumah RB dan lima unit rumah RR. Kemudian di Desa Kadindi Atas empat unit rumah RB dan 15 unit rumah RR. Di Desa Pancasila tiga unit rumah RB dan 11 unit rumah RR. Di Desa Sorinongo sembilan unit rumah RR.
Sutopo mengatakan upaya penanganan masih dilakukan oleh BPBD bersama aparat lain. Unsur Kecamatan, Polsek, Koramil, Puskesmas di Kecamatan Pekat sedang bergotog-royong membersihkan atau menolong masyarakat setempat. BPPD Kabupaten Dompu dan Unsur SKPD lainnya di lokasi kejadian melakukan pendataan dan penanganan darurat. BPBD Provinsi NTB berangkat ke Bima menggunakan pesawat dan mengirim satu truk logistik.