REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keluarga sandera mengaku lebih tenang setelah bertemu dengan pihak Direktorat Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kementerian Luar Negeri untuk mendengarkan penjelasan terkait usaha pembebasan tujuh anggota keluarga mereka yang disandera kelompok bersenjata.
"Jadi informasinya jauh lebih bagus dibandingkan kemarin-kemarin, jadi lebih lega sedikit daripada kemarin menunggu dari Kemenlu tidak jelas beritanya," kata Kapten Amrullah, anggota Pergerakan Pelaut Indonesia (PPI) Samarinda di Gedung PWNI-BHI Kemlu, Jakarta, Senin (1/8).
Menurut Amirullah, PPI Samarinda selama ini mendampingi keluarga dari tujuh sandera WNI Anak Buah Kapal (ABK) Tugboat Charles yang diduga diculik kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Laut Sulu, Filipina, 20 Juni 2016.
Sebelum datang ke Jakarta, Amirullah mengatakan keluarga hanya memantau pemberitaan melalui media serta mendapatkan informasi yang diteruskan dari Crisis Center di Jakarta kepada perusahaan, dan dari perusahaan baru sampai ke keluarga. Panjangnya urutan dalam mendapatkan informasi tersebut, menurut Amirullah, telah menyebabkan kegelisahan keluarga karena beberapa kali mereka mendapatkan pernyataan yang berbeda dari yang disampaikan pemerintah dan penculik yang menghubungi mereka.
"Misalnya, mengenai kondisi korban, Menlu (Retno Marsudi) menginformasikan korban dalam kondisi sehat, selang satu jam kami ditelepon pembajak bilang teman saya sakit semua," kata dia.
Terkait hal itu, Direktur PWNI-BHI Lalu Muhammad Iqbal mengatakan akan mengintensifkan kontak penghubung antara pemerintah dan keluarga yang selama ini lebih banyak ditangani pihak perusahaan.
"Jika kita belajar dari pengalaman penyanderaan pertama dan kedua dulu, 75 persen perusahaan yang menangani itu, 25 persennya kita. Dengan kondisi yang ada sekarang ini, kita harus lebih serius kepada keluarga, ya mungkin 50-50 dengan perusahaan," kata dia.
Dalam pertemuan tersebut, lima anggota keluarga sandera yang hadir, yakni Dian Megawati Ahmad (istri Mualim I Ismail), Elona (istri Juru Mudi Robin Piter), Abdul Muis (ayah Kapten Fery Arifin), Rushi M (kakak Masinis II Edy Suryono), dan Agchrita Permata Kusuma (anak Masinis II Muhammad Nasir) melakukan pertemuan empat pihak dengan PWNI-BHI, anggota Komisi I DPR, yakni Irine Yusiana Roba Putri dan Charles Honoris, dan perusahaan pemilik kapal PT Rusiantara Bersaudara.
Keluarga dari ABK Muhammad Mahbrur Dahri (KKM) dan Muhammad Sofyan (oliman) berhalangan hadir.