REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah DIY Gatot Saptadi menyebutkan sekitar 18 persen dari sebanyak 2.711 koperasi yang ada di provinsi ini dikategorikan tidak aktif.
Gatot mengatakan bahwa tidak aktifnya koperasi itu disebabkan beberapa faktor, di antaranya motivasi pendirian bukan kehendak anggota, kemudian anggota kurang partisipasi serta pengurus yang kurang profesional. "Namun, kendala utama yang paling utama ada pada manajemen koperasi," katanya usai pelaksanaan upacara Peringatan Hari Koperasi Ke-69 DIY di Lapangan Paseban Bantul, Kamis (4/8).
Padahal, kata dia, koperasi sebagai saka guru ekonomi harus mampu dorong ekonomi lebih mandiri dengan mengedepankan nilai kebersamaan, kesetiakawanan, dan mampu bersaing pada era global. Oleh sebab itu, Pemprov DIY terus mendorong peningkatan jumlah koperasi aktif dan menurunkan angka koperasi tidak aktif karena koperasi merupakan lembaga yang dapat menjadi solusi untuk mengurangi angka kemiskinan dengan menyejahterakan anggotanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) DIY Tri Saktiyana mengatakan bahwa semangat ekonomi kerakyatan dapat menjadi poros bisnis utama, apalagi koperasi dapat mengatasi kemiskinan dan potensi lokal bisa didayagunakan. Ia menyebutkan ada beberapa strategi yang perlu ditempuh untuk mengembangkan koperasi, di antaranya merehabilitasi, membuat rencana orientasi, dan membuatnya memiliki daya jual tinggi. "Dibandingkan secara nasional, DIY baik dalam hal pengelolaan. Target yang harus dicapai, yakni menambah jumlah koperasi sehat dan menurunkan angka koperasi mati," katanya.