REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Leicester City hanya kalah tiga kali saat mereka menjadi juara Liga Primer Inggris musim lalu. Namun, kekalahan 1-2 yang mereka derita dari Hull City pada pertandingan pembukaan yang dimainkan pada Sabtu (13/8) malam WIB merupakan peringatan bagi si Rubah.
Musim 2016/2017 ini dapat menjadi sangat berbeda saat Leicester menjadi juara bertahan ketimbang saat menjadi tim yang tidak diunggulkan.
Keberhasilan mereka meraih gelar dibangun dengan berlandaskan pertahanan solid, kekuatan N'Golo Kante, dan ancaman serangan balik dari Jamie Vardy dan Riyad Mahrez, serta fakta bahwa mereka diremehkan oleh para lawannya.
Kini kekalahan dari Hull, ketika mereka menjadi tim juara bertahan pertama yang kalah pada pertandingan pembukaan Liga Primer Inggris, memperlihatkan betapa sejumlah hal akan menjadi lebih berat kali ini, khususnya jika pemain-pemain kunci Leicester tidak mampu mengulangi aksi heroik musim lalu.
"Musim ini akan lebih berat daripada yang sebelumnya," kata pelatih Claudio Ranieri kepada Sky Sports. "Musim lalu kami memperlihatkan diri kami sebagai tim yang sangat bagus dan kami perlu mengulangi hal itu."
Vardy, yang kerap menjadi sosok yang tepat di waktu yang tepat, menyia-nyiakan dua peluang bagus sebelum Hull mencetak gol pembukaan, ketika pertahanan Leicester ditundukkan oleh sepakan overhead akrobatik dari Adama Diomande. Mahrez, sementara itu, tampil tidak menonjol.
"Kami melakukan banyak usaha pada hari ini, namun tidak sebagai tim," tambah Ranieri. "Hari ini, kami bermain individual."
Kehadiran penuh semangat tempur dari Kante menjadi hal yang hilang, sedangkan Hull yang bertahan dengan baik dan mampu menjinakkan sang juara bertahan, menjadi indikator awal bahwa tim-tim lain tidak lagi meremehkan Leicester dan akan menaikkan level permainan mereka saat berhadapan dengan sang juara bertahan.