Ahad 14 Aug 2016 16:05 WIB

Soeharto, 'The Most Dangerous Man' Adi Sasono di Mata Putri AM Fatwa

Red: Muhammad Subarkah
Almarhum Adi Sasono dan Dian Islamiati AM Fatwa
Foto:
Presiden RI Joko Widodo bersama Tokoh Pendidikan Arief Rachman (kiri), Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin (kedua kanan) dan Ketua DPD Irman Gusman (keempat kiri) dan Ketua MPR Zulkifli Hasan (ketiga kiri) menyolatkan jenazah Adi Sasono

Om Adi tidak bisa menyembunyikan kekaguman beliau terhadap Pak Habibie sebagai negarawan sejati. Banyak value yang membuatnya belajar soal demokrasi.

"Pak Habibie itu softwarenya Jawa karena ibunya Jawa. Gorontalo itu cuman chasing doang. Dan beliau besar dalam budaya liberal Jerman. Maka dalam rapat kabinet selalu panas saat menentukan soal Timor-Timur.'
'

"Orang Timor- timur harus berterima kasih kepada pak Habibie. Saya 8x ke Timor-timur sebelum referendum. Memang tentara kita konyol dari sisi HAM, ini yang menganggu nurani saya dan siapapun yang berjuang soal demokrasi. Tapi Australia juga curang. Hanya saja kecurangan itu kalaupun 20 persen, Indonesia tetap kalah. Makanya Pak Habibie memutuskan untuk melepas," lanjut Om Adi.

Banyak hal yan punya nilai sejarah serta filosofi hidup dalam pembicaraan terahir dengan Om Adi. Mulai soal pelepasan tahanan politik, restorasi peristiwa 98, cerita dibalik pelepasan Timtim, bagaimana menjaga kehormatan, mikul nduwur mendhem njero, dan menjaga dinamika demokrasi. Untung saya sempet merekam perbincangan kami walaupun hanya 44 menit

Hari ini saya mendengar rekaman percakapan itu sembari mewek-mewek seolah-olah beliau ada di samping saya.

Eh pas kita lagi mewek-mewek gini, jangan-jangan Om Adi malah toast-toast-an bahagia ketemu dengan kawan-kawan lain yang sudah lebih dulu 'pergi'.

Ikut senanglah kalau Om Adi bisa kongkow bareng sama 'Apa' Utomo Danandjaya, Om Ekky Syahrudin, Cak Nur dan Om Imad di atas sana. Doakan juga kami dapat meneruskan legacymu membangun Indonesia menjadi lebih baik.

Selamat jalan Om Adi ...I love you 💕
Your pain has ended now..barangkali ini jalan terbaik. Beristirahatlah dengan tenang di atas sana. You will be missed by many of us....and of course, your legacy will challenge and inspire generations of activists.

Melbourne, 14 Agustus 2016

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement