Ahad 14 Aug 2016 16:05 WIB

Soeharto, 'The Most Dangerous Man' Adi Sasono di Mata Putri AM Fatwa

Almarhum Adi Sasono dan Dian Islamiati AM Fatwa
Foto:
Presiden RI Joko Widodo bersama Tokoh Pendidikan Arief Rachman (kiri), Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin (kedua kanan) dan Ketua DPD Irman Gusman (keempat kiri) dan Ketua MPR Zulkifli Hasan (ketiga kiri) menyolatkan jenazah Adi Sasono

Saya datang terlambat janji ketemuan Om Adi (Adi Sasono--Red) di kantornya di Jalan Sudirman.

"Lupa jalan Jakarta ya Dian?
'Iya Om. Itu jawaban jujur. Nah jawaban ngeles, sopir terlambat karena ban gembos. Tapi dua jawaban itu bener, saya gak bohong.
Om Adi terkekeh mendengarjawaban saya.

'
'Ah bisa saja. Mestinya kamu jadi politisi, karena selalu punya back-up banyak jawaban menjawab pertanyaan orang...ha..ha..ha.'Seneng rasanya melihat beliau tertawa renyah".

''Gimana sehatan Om?'

'Saya kena kanker..sudah stadium...,'' jawabnya.

saya tidak banyak mendengar ocehan Om Adi soal sakitnya tapi lebih melihat bahasa tubuh. Tampak Om Adi sudah mulai pada tahapan 'accepting' bukan lagi 'denial'.

''Saya sudah kompak janjian dengan istri saya,'' tukasnya.

'
'Kompak apa Om, baju seragam panitia kondangan pengantin?' tanya saya polos.

"Ha..ha..ha..bukan..saya sudah beli kapling tanah kuburan. Jadi kalau saya meninggal bisa jejer sama istri saya. Tante kan juga kena kanker payudara. Kami berdua sudah siap-siap mati,' ujarnya getir.

Mak jleb....kalimat terakhir serasa menohok dada. Nyeri di ulu hati.

"Halaaah Om kok ngomong mati sih. Saya juga kena kanker, sampai sekarang saya gak mati-mati tuh. Bulan ini saya ulang-alik Melbourne - Jakarta 4kali lho, enggak sakit tuh..cuman agak capek aja..dan yang penting.. I am still alive!' Matanya tampak mulai berbinar dan bersemangat.

"Wah hebat..rahasianya apa?

'
'Rahasianya kita harus happy...kita punya sesuatu yang selalu kita looking forward, sehingga kita bersemangat setiap bangun pagi....semangat hidup itu ibarat Naga. Kanker itu anggap aja ulat bulu. Dikepret sisiknya Naga, ulat bulu langsung tepar.

'
'Ha..ha..ha..bener juga. Saya pengen makan enak-enak sekarang Dian.'

'Wah bagus itu Om.'
'Pokoknya sebelum meninggal..saya..,'

Cepat saya potong perkataannya, "lha kok ngomong soal mati lagi sih...ini saya bawakan empek-empek. Kemarin dari Palembang saya dikasih Gubernur Alex Nurdin oleh-oleh. Kebanyakan kalau saya bawa ke Australia.

'
'Orang bule suka empek-empek?'
' tanya Om Adi,

"Bukan suka..doyan banget!" Jawab saya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement