Senin 15 Aug 2016 20:33 WIB

Kontras Sebut Tim Internal Pengungkap Fakta Masih Setengah Hati

Rep: Mabruroh/ Red: Bilal Ramadhan
Haris Azhar (Kontras)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Haris Azhar (Kontras)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Badan Narkotika Negara (BNN) Kombes Slamet Pribadi mengatakan telah melayangkan surat panggilan pada koordinator Kontras, Haris Azhar. Sayangnya hingga saat ini Haris Azhar masih belum memenuhi panggilan tersebut.

"Sudah (kasih surat), enggak tahu belum datang," ujar Slamet saat dihubungi Republika di Jakarta, Senin (15/8).

Menurutnya, Haris pernah bilang akan bekerja sama dengan BNN terkait pengungkapan dugaan keterlibatan oknum tersebut. Namun belum diketahui bagaimana kelanjutan soal kerjasama itu.

Saat mengkonfirmasi pada Kontras, menurut pihak kontras bukan kerjasama. Melainkan membantu tim internal melakukan pendalaman sehingga kasus ini dapat ditindak lanjuti hingga ke akarnya.

"Mungkin bukan kerja sama ya, tapi lebih ke membantu tim internal untuk dalami. Jangan melawan lupa dong," ujar Staf penganan kasus Kontras Satrio Wirataru, di Kantor Kontras di Jakarta Pusat, Senin (15/8).

Satrio menjelaskan kontras sangat mendukung dan menghargai upaya tim-tim internal dari institusi Polri maupun BNN yang berniat menyambangi Lapas Nusakambangan. Meskipun bagi kontras sendiri, bukan saatnya lagi melakukan konfirmasi melainkan menindak lanjuti testimoni tersebut.

Kontras tidak ingin, setiap pengungkapan narkotika hanya menyasar pada level bawah saja. Karena tentu saja menurut dia petunjuk -petunjuk menyasar ke aparat yang memiliki wewenang lebih pasti ada. "Petunjuk yang benar-benar sudah jelas-jelas mereka miliki tapi tidak mereka dalami, ini kan sangat aneh," ungkapnya.

Apalagi kata dia, memang yang memberikan informasi dugaan adanya keterlibatan aparat itu Freddy Budiman. Yang mana Freddy telah meninggal di tiang eksekusi mati di Nusakambangan Jumat (28/7) dini hari lalu.

Namun sambungnya masih ada teman-teman Freddy yang lain yang tentunya dapat ditelusuri juga berdasarkan pengakuan mereka. "Ahmadi masih hidup, Candra Halim masih hidup. Kalau mereka tidak pernah di telusuri artinya upaya tim internal ini masih setengah hati," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement