Jumat 19 Aug 2016 16:27 WIB

Jumlah Titik Panas di Kalimantan Barat Meningkat

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Kebakaran hutan (ilustrasi)
Foto: EPA/Nuno Andre Ferreira
Kebakaran hutan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dalam seminggu terakhir titik panas (hotspot) di Kalimantan Barat meningkat secara signifikan. Satelit Modis dari NASA mendeteksi 158 hotspot di Kalimantan Barat pada Jumat pagi (19/8/). Sebelumnya pada (18/8), jumlah hotspot di Kalimantan Barat sebanyak 106 hotspot.

Gubernur Kalimantan Barat telah menetapkan siaga darurat kebakaran huna dan lahan berlaku (1/6) hingga (1/9). Untuk mengatasi titik panas kebakaran hutan dan lahan yang meluas maka Gubernur Kalimantan Barat telah mengajukan surat permintaan kepada BNPB agar dibantu helikopter water bombing, hujan buatan, dan helikopter patroli pada (16/8)

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Sutopo Purwo Nugroho mengatakan BNPB menyiapkan 2 helikopter water bombing. Perizinan terbang ke Kementerian Perhubungan masih diproses. BPPT menyiapkan pesawat terbang Casa TNI AU dan bahan semai untuk hujan buatan.

Ia mengatakan diperkirakan hujan buatan dapat dilakukan minggu depan. Keterbatasan pesawat terbang menyebabkan operasi hujan buatan seringkali terkendala.

"Untuk mengcover wilayah Kalimantan yang luas diperlukan pesawat Hercules C-130 yang mampu menjelajah luas dan membawa bahan semai 8 ton untuk hujan buatan," katanya dalam siaran pers yang Republika.co.id terima, Jumat (19/8).

Sementara itu, kata dia, jumlah hotspot fluktuatif setiap harinya. Kebakaran hutan dan lahan di Riau masih terjadi di beberapa tempat. Pantauan satelit menunjukkan sebaran asap atau gas CO2 menyebar hingga Selat Malaka. Namun demikian belum mempengaruhi kualitas udara di Malaysia dan Singapura. Indeks Standar Pencemaran Udara di Malaysia dan Singapura masih baik.

Ia menjelaskan pemantauan satelit Modis dari Lapan terdapat 339 hotspot pada Jumat pagi (19/8) yaitu 218 hotspot untuk hotspot dengan tingkat kepercayaan Sedang (30 - 79 persen) dan 121 hotspot untuk tingkat kepercayaan Tinggi (80 - 100 persen).

Sebaran 218 hotspot untuk tingkat kepercayaan Sedang antara lain Kalimantan Barat 96 titik, Kalimantan Selatan 7, Kalimantan Tengah 16, Kalimantan Timur 1, Jawa Barat 2, Jawa Tengah 1, Jawa Timur 1, NTT 14, Bangka, Belitung 17, Maluku 8, Maluku Utara 1, Sulawesi Selatan 7, Sulawesi Tengah 1, Sulawesi Tenggara 1, Sumatera Barat 2, Sumatera Selatan 9, Sumatera Utara 14, Jambi 4, Kepulauan Riau 1, Riau 10, Lampung 1, Papua 2, dan Gorontalo 1.

Sedangkan 121 hotspot untuk tingkat kepercayaan Tinggi tersebar di Kalimantan Barat 62, Kalimantan Selatan 1, Kalimantan Tengah 7, Kalimantan Timur 1, NTT 1, Bangka Belitung 7, Lampung 1, Riau 22, Sumatera Selatan 4, Sumatera Utara 14, dan Sulawesi Selatan 1.

Sutopo mengatakan upaya pencegahan dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan terus dilakukan oleh ribuan personil satgas terpadu dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Damkar, relawan dan karyawan perusahaan perkebunan. Bulan September adalah puncak kemarau dan menjadi periode kritis kebakaran hutan dan lahan.

"Umumnya pada periode September adalah paling banyak hotspot di Sumatera dan Kalimantan. Oleh karena itu penanganan diintensifkan," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement