Ahad 21 Aug 2016 17:17 WIB

2,5 Tahun Terperangkap di Irak, TKI Pulang Disambut Tangis Haru Keluarga

Rep: lilis/ Red: Damanhuri Zuhri
Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
Foto: Antara/Ismar
Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU –- Tangis haru keluarga menyambut kedatangan tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Desa/Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, ke kampung halamannya, Sabtu (21/8).

Sebelumnya, dia terperangkap di daerah penuh konflik di Irak selama 2,5 tahun. ‘’Alhamdulillah, akhirnya saya bisa pulang dan berkumpul lagi dengan keluarga di rumah,’’ ujar Tarsinah.

Sebelum sampai ke rumahnya, Tarsinah mendarat di Bandara Soekarno-Hatta dengan pesawat Qatar Airways. Dia diantar langsung oleh Duta Besar RI untuk Irak, Bambang Antarikso.

Tarsinah pun menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah membantu kepulangannya ke Tanah Air, terutama kepada pemerintah melalui Kemenlu dan KBRI di Irak, serta Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI).

Tarsinah sebelumnya sempat meminta pertolongan pada Ketua SBMI Indramayu, Juwarih, melalui kontak media sosial. Namun, semua alat komunikasinya dirampas majikannya sehingga dia sempat hilang kontak.

Tim Perlindungan WNI KBRI Irak akhirnya berusaha menjemput Tarsinah ke rumah majikannya. Mereka dikawal ketat oleh pihak kepolisian Irak. Meski sempat berjalan alot, namun tim berhasil melakukan negosiasi hingga Tarsinah bisa keluar dari rumah majikannya.

Ibu kandung Tarsinah, Tarmi mengaku trauma dan tidak mengijinkan Tarsinah untuk menjadi TKI kembali.

‘’Dulu waktu tidak ada kabar dari Tarsinah, saya selalu kepikiran sampai sakit-sakitan," terang Tarmi. Dia pun tak henti-hentinya mengucapkan syukur dan terima kasih hingga terus meneteskan air mata.

Sementara itu, berbeda dengan Tarsinah, TKI asal Kabupaten Indramayu lainnya justru berhasil tragis. Dia meninggal akibat terjatuh dari rumah majikannya di Taiwan.

TKI itu bernama Wasiah, warga  Desa Cemara, Blok Karangmalang, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu. Sebelum meninggal, dia juga sempat keracunan pestisida hingga harus menjalani perawatan medis di rumah sakit negara tersebut.

‘’Korban baru berangkat ke Taiwan beberapa bulan terakhir,’’ ujar Ketua RT 01/ RW 01 Desa Cemara, Winata, didampingi seorang perangkat Desa Cemara, Kecamatan Cantigi, Wasjudin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement