REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam upaya mencerdaskan kehidupan masyarakat, Republika Group of Companies (Republika Media Mandiri, Republika Penerbit, Republika Online, dan Republika Media Visual), menggelar Program Wakaf Buku dan Alquran.
Program ini sebagai wujud kepedulian Grup Republika agar seluruh lapisan masyarakat semakin melek huruf (latin/arab), serta bisa membaca Alquran.
Koordinator Program Wakaf Buku dan Alquran Syahruddin El-Fikri menjelaskan, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan akses pada dunia pendidikan.
“Mendapatkan akses pendidikan saja mereka kesulitan—baik karena mahalnya biaya ataupun jauhnya jarak sekolah— apalagi mendapatkan buku untuk dibaca,” ungkap Syahruddin, di Jakarta, Selasa (23/8).
Ia menambahkan, berdasarkan hasil penelitian Organisasi Pendidikan, Sosial, dan Kebudayaan Dunia (Unesco, the United Nations of Education, Social, and Culture Organizations), masyarakat Indonesia yang hobi atau suka membaca berjumlah 0,001 (1/1.000).
Artinya, setiap 1.000 penduduk hanya satu jiwa yang suka membaca. “Bila kita asumsikan secara keseluruhan dari total 252 juta jiwa, berarti hanya 252 ribu orang yang suka membaca buku,” ujar Syahruddin yang juga general manager content Republika Penerbit.
Dari angka itu (252 ribu jiwa), bila dibagi dengan jumlah produksi buku per tahun berdasarkan data Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) yang berjumlah 44 ribu judul/tahun, maka satu judul buku baru dibaca sebanyak enam hingga tujuh orang.
“Seandainya setiap buku baru wajib dibaca oleh seluruh masyarakat Indonesia yang berjumlah 252 juta jiwa, maka jumlahnya akan semakin mengenaskan. Satu judul buku baru dibaca oleh lebih dari 5715 orang,” jelasnya.
Berdasarkan hal inilah, kata dia, Republika sebagai salah satu media terkemuka di Indonesia ingin mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berpartisipasi dalam Program Wakaf Buku dan Alquran ini. Harapannya, agar makin banyak masyarakat yang mendapatkan pengetahuan secara luas.