REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menerbitkan obligasi berkelanjutan tahap I dengan target infikatif Rp 5 triliun dari total plafon Rp 14 triliun yang akan dilakukan dalam kurun waktu 2016-2018 mendatang. Perseroan mengklaim jika obligasi ini lebih menarik dibandingkan obligasi yang diterbitkan pemerintah.
Direktur Finance and Treasury Bank Mandiri, Pahala N Mansury menjelaskan, obligasi Berkelanjutan I Tahap I ini akan diterbitkan dalam tiga seri, yakni Seri A dengan tenor 5 tahun dengan kisaran kupon 7,75-8,25 persen, Seri B 7 tahun dengan kisaran kupon 8,15 persen-8,65 persen dan seri C bertenor 10 tahun dengan kisaran kupon 8,40-8,90 persen.
Pahala mengklaim jika imbal hasil dari obligasi terbitan bank pelat merah ini lebih menarik dibandingkan obligasi pemerintah. "Menarik karena tingkat bunga trendnya menurun. Yield nya lebih baik dibandingkan obligasi pemerintah. Contoh untuk seri C, sekitar 140 basis points dibandingkan dengan obligasi milik pemerintah. Jadi ini saya rasa ini kesempatan yang baik untuk berinvestasi di obligasi kita,"ujar Pahala di Plaza Mandiri, Rabu (24/8).
Ia menjelaskan, penerbitan obligasi ini karena pihaknya menilai market sedang bagus saat ini dengan tren penurunan tingkat suku bunga."Pasar lagi bagus-bagusnya saat ini. Ada tren suku bunga menurun. Proses dana yang masuk dari luar khususnya untuk melakukan pembelian obligasi SUN lebih dari Rp 100 triliun. Itu yang Mendorong kita untuk menerbitkan obligasi," tutur Pahala.
Selain itu, pihaknya bertujuan untuk memperbaiki struktur dana Bank Mandiri serta ekspansi kredit. Pihaknya juga menilai dengan adanya kebijakan pengampunan pajak ada banyak potensi dana repatriasi yang bisa dibidik untuk instrumen obligasi.