REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama telah menggelar seminar internasional Alquran selama tiga hari di Jakarta. Seminar itu dimaksudkan meningkatkan lagi minat umat Islam mempelajar ilmu-ilmu Alquran.
Pgs. Ketua Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur'an Balitbang dan Diklat, Muchlis Hanafi, menegaskan Kementerian Agama memang bermaksud membangkitkan minat Muslim Indonesia mempelajari ilmu-ilmu Alquran. Hal itu salah satunya diwujudkan lewat seminar internasional Alquran, yang memang dijadikan sebagai tonggak awal penyusunan Mushaf Alquran Standar Indonesia.
"Melalui seminar ini kita akan coba bangkitkan lagi gairah orang mempelajari ilmu-ilmu Alquran, yang sangat penting tapi memang langka di perguruan tinggi maupun pesantren," kata Muchlis kepada Republika, Kamis (1/9).
Muchlis mengingatkan, Indonesia merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, sehingga segala kebijakan tentang Islam di Indonesia tentu akan menjadi perhatian dunia. Ia berpendapat, salah satu aspek yang akan menjadi perhatian dunia tentu saja soal standar mushaf Alquran yang dimiliki Indonesia, yang mungkin saja bisa jadi acuan Islam secara global.
Ia menerangkan, gairah umat Islam di Indonesia mempelajari ilmu-ilmu Alquran di zaman dulu sebenarnya sangat tinggi namun seperti semakin hilang seiring perkembangan zaman. Kondisi itu, lanjut Muchlis, disebabkan banyak alasan yang salah satunya karena Indonesia memiliki pakar-pakar Alquran yang terbilang sedikit terutama di bidang rasm atau aspek penulisan.
Padahal, ia menekankan perkembangan mushaf Alquran di dunia Islam memang bersifat dinamis, sedangkan yang terjadi di Indonesia ilmu-ilmu Alquran seperti statis dan seakan tanpa perkembangan. Menurut Muchlis, itu menjadi dorongan Kementerian Agama tuk mengembalikan gairah umat Islam mempelajari ilmu Alquran, termasuk merumuskan Mushaf Alquran Standar Indonesia.