REPUBLIKA.CO.ID, ANKARTA -- Sedikitnya 292 pengungsi Suriah di Turki kembali ke Kota Jarabulus, Suriah pada Rabu (7/9). Ini merupakan pertama kalinya warga sipil kembali ke lokasi asalnya sejak Ankara meluncurkan serangan militer dua pekan lalu untuk mengamankan wilayah perbatasan.
Jarabulus, yang sempat dikuasai oleh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), adalah kota pertama yang direbut oleh tentara Turki dan pemberontak Suriah sekutu Turki pada serangan 24 Agustus lalu.
Seperti dilansir dari Reuters, Turki yang menjadi tuan rumah tiga juta pengungsi Suriah, mendesak kekuatan dunia untuk mendukung rencana "zona aman" di wilayah utara Suriah. Rencana ini bertujuan untuk membendung arus migran, serta mengembalikan warga Suriah ke rumah masing-masing.
Meskipun gagal mendapat dukungan untuk idenya, Pemerintah Turki tetap menjaga wilayah tersebut di bawah kendali tentara Turki dan sekutunya, agar beberapa warga sipil dapat kembali ke rumah.
"Pengembalian resmi telah dimulai hari ini," ujar juru bicara di kantor Gubernur Provinsi Gaziantep, yang terletak di seberang perbatasan dari Jarablus.
Baca juga, Erdogan: Turki Berhak Gelar Operasi Militer di Suriah.
Dia mengatakan ada 292 orang di kelompok pertama ini, termasuk wanita, anak-anak dan orang tua. Akan lebih banyak warga yang boleh kembali ke rumahnya, tetapi hanya secara bertahap.
Wakil Perdana Menteri Nurettin Canikli mengatakan Turki akan memasok daya listrik ke Jarabulus pada Sabtu mendatang (10/9), dan diikuti oleh pasokan air dua hari kemudian. Pasalnya, pasokan listrik di seluruh Suriah telah terganggu oleh perang.