REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesawat Air Asia tujuan Kuala Lumpur dari Sydney terpaksa mendarat di Melbourne. Menurut laporan investigasi Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB) yang dirilis pekan ini, insiden salah mendarat tersebut dikarenakan sang pilot salah memasukkan koordinat posisi awal pesawat.
Kapten pilot maskapai penerbangan Air Asia tujuan Kuala Lumpur dari Sydney pada 2015 lalu salah memasukkan titik koordinat awal ke ke sistem navigasi pesawat saat lepas landas. Akibatnya, pesawat AirAsia jenis Airbus A300, dengan nomor registrasi 9M-XXM itu harus mendarat di Melbourne karena salah navigasi tersebut.
Seperti dilansir ABC, Kamis (8/9), pesawat dengan 212 penumpang yang seharusnya menuju Malaysia itu terbang ke arah yang salah setelah lepas landas di Sydney pada 10 Maret 2015. ATSB menyimpulkan hal itu karena pilot secara manual salah memasukkan kordinat posisi awal pesawat ke dalam sistem navigasi pesawat.
ATSB menemukan kapten telah memasuki posisi yang salah koordinat 01.519,8 (15 derajat) timur bukannya 15.109,8 (151 derajat) timur. Kesalahan nol tersebut menempatkan pesawat 11.000 kilometer jauhnya, di lepas pantai Cape Town di Afrika Selatan.
"Ini berpengaruh sistem navigasi pesawat dan beberapa sistem peringatkan", sebagaimana laporan catatan ATSB.
Pemeriksaan pra-penerbangan tidak dilakukan dengan sesuai dan kemungkinan beberapa pemeriksaan yang baik dihilangkan atau dilakukan dengan layar navigasi ditetapkan tidak tepat. Awak pesawat pun berusaha memecahkan masalah dan memperbaiki situasi sementara, namun tidak berhasil.
Saat kru pesawat diminta membatalkan penerbangan kembali ke Sydney, namun tanpa menggunakan sistem navigasi, kondisi cuaca di Sydney memburuk. Sehingga memaksa pesawat mendarat di Melbourne.