Jumat 09 Sep 2016 20:26 WIB

Mahasiswi UI Jadi Korban Penipuan Lewat Telepon

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Ilham
Penipuan lewat telepon seluler (ilustrasi)
Penipuan lewat telepon seluler (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Seorang Mahasiswi Universitas Indonesia (UI), Keren (22 tahun) menjadi korban kejahatan cyber crime bermodus di telepon dengan meminta uang tebusan karena orang tua ditahan polisi.

Korban yang merupakan mahasiswi semester 3 Fakultas Ilmu Budaya jurusan Sastra Inggris UI ini memenuhi keinginan penelpon dengan mentransfer uang sebesar Rp 3 juta.

Menurut korban saat melapor ke Polsek Beji, Depok, Jumat (9/9), seseorang menelepon mengaku sebagi teman saya memberikan informasi bahwa ibu korban ditahan polisi di Bandara Soekarno Hatta (Soeta) pada Kamis (8/9), sekitar pukul 12.00 WIB. "Pada saat itu saya percaya saja lantaran dari suara seperti teman sendiri. Setelah itu, pelaku meminta uang Rp 3 juta dengan alasan sebagai tebusan untuk membebaskan ibu dari petugas bandara," katanya.

Kronologisnya, saat korban sedang jam istirahat kuliah. Saat sedang ada di kantin kampus korban menerima telepon tidak dikenal dengan nada histeris mengatakan ibu ditahan oleh petugas polisi bandara. Lantaran panik, putri sulung Manager PT. ITACHI langsung mentransfer uang Rp 3 juta ke rekening pelaku.

"Saya tahu setelah sadar kalau telah tertipu usai mentransfer uang jajan bulanan kuliah saya ke pelaku, itu setelah menghubungi teman yang suara mirip pelaku tidak pernah menghubungi saya," jelas korban.

Kanit Reskrim Polsek Beji Iptu Nirwan Pohan mengatakan, korban melaporkan telah menjadi korban penipuan. "Laporan korban masih kita selidiki. Modus telepon meminta uang ini sudah banyak memakan korban sehingga diharapkan kepada masyarakat untuk dapat lebih hati-hati, jangan mudah percaya," kata Nirwan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement