Senin 19 Sep 2016 17:00 WIB

Daya Pikat 66 Kubah Masjid Shait Gambuj

Rep: Nina Chairani/Berbagai Sumber/ Red: Agung Sasongko
Masjid Shait Gambuj
Foto: wikimedia.org
Masjid Shait Gambuj

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Susunan rapi kubah-kubah kecil yang memesona, pemandangan unik dari luar masjid tua di Bangladesh itu. Di dalamnya, puluhan lengkung penghubung antarpilar yang menyangga atap masjid itu seolah menampilkan spiral yang tiada putusnya.

Masjid Shait Gambuj atau Masjid 66 Kubah adalah sebuah masjid yang terbesar di Bangladesh dari periode kesultanan. Bahkan, masjid ini dijuluki sebagai salah satu monumen yang paling mengesankan di seluruh penjuru anak benua India.

Sejarah mencatat, sebuah koloni Muslim didirikan dalam hutan bakau yang liar di Sundarban pada pertengahan abad ke-15. Lokasinya dekat garis pantai di Distrik Bagerhat. Masjid itu dibangun oleh seorang jenderal yang saleh bernama Jahan. Ia berkhotbah di sebuah kota pada masa Sultan Nasiruddin Mahmud Shah berkuasa.

Khan Jahan mempercantik kota ini dengan belasan buah masjid. Sisanya yang paling mengagumkan adalah masjid berkubah banyak di Bangladesh, dikenal sebagai Masjid Shait Gumbad. Pembangunan masjid itu dimulai pada 1442 dan selesai pada 1459. Masjid itu digunakan untuk shalat, madrasah, dan ruang sidang.

Dinding-dinding Masjid 66 Kubah luar biasa tebalnya, berlapis batu bata dengan gaya tughlaq dan garis atap berbentuk pondok. Panjang masjid itu 48,77 m dan lebarnya 32, 31 m. Ada 77 kubah rendah yang diatur dalam tujuh baris dengan masing-masing terdiri atas 11 kubah.

Satu kubah pada tiap sudut, membuat totalnya ada 81 kubah. Ada empat menara. Dua dari empat menara digunakan untuk azan. Interiornya dibagi menjadi banyak lorong dan teluk oleh kolom-kolom yang ramping yang menciptakan banyak lengkungan untuk mendukung atap.

Ruang shalat yang luas meski memiliki pintu lengkung sebanyak 11 buah di timur dan tujuh buah di utara dan selatan untuk ventilasi dan cahaya, menghasilkan suasana yang gelap dan remang-remang di dalam. Ruang shalat dibagi ke dalam tujuh lorong yang membujur dan 11 teluk yang dalam oleh hutan pilar batu yang ramping, dari situ lengkung-lengkung yang tak terputus mendukung kubah. Dinding setebal 1,83 m mencerminkan pertahanan benteng yang masing-masing ditutup oleh kubah kecil mengingatkan arsitektur tughlaq dari Delhi.

Masjid itu mencerminkan keindahan arsitektural yang menjadi adikarya abad ke-15. Enam puluh pilar di dalam yang menimbulkan daya pikat nyatanya, mirip keindahan Istana Mughal.  Keindahan pilar dan cahaya yang dihasilkan dan bayangan menciptakan atmosfer mistis dan kuno.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement