REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengatakan dalam tiga bulan ke depan akan menggenjot pendapatan dari angkutan barang atau logistik untuk memenuhi target tahunan. Pada 2016, KAI memasang target pendapatan sebesar Rp 5,1 triliun untuk logistik.
Direktur Komersil dan IT PT KAI, Kuncoro Wibowo mengatakan pendapatan untuk tahun ini memang masih kurang dari target. Dalam tiga bulan ke depan, KAI sedang memenuhi sekitar 30 persen dari target yang ada. Sedangkan kontribusi dari pendapatan barang hanya sembilan persen dari total pendapatan KAI.
"Kalau compare sama penumpang ya jauh. Penumpang mendominasi 91 persen pendapatan. Kita masih perlu effort selama tiga bulan ini. Masih kurang 30 persen," ujar Kuncoro di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (26/9).
Kuncoro mengatakan, untuk mendongkrak pendapatan dari sektor logistik, KAI terus berkomunikasi dengan para pengusaha komoditas, batu bara, dan semen untuk bisa menggunakan KAI sebagai pemegang distribusi mereka. Ia mengakui dengan menurunnya permintaan batu bara dan semen maka pendapatan KAI juga ikut menurun.
Meski dalam sektor batu bara dan semen menurun, KAI tetap berharap adanya kenaikan pendapatan dari sektor logistik ini sebanyak enam persen pada 2017. Ia memasang target pendapatan sebesar Rp 6,1 triliun pada tahun depan.
"Kita akan ekspansi ke sektor lain. Misalnya ke komoditas dan distribusi mobil dan motor. Biasanya kan mereka lewat jalan raya ya, jadi kita coba purpose untuk bisa pakai kita saja," ujar Kuncoro.
Selain itu, untuk bisa membuat efisiensi dan tracking data yang lebih valid KAI hendak mengelaborasi sistem digitalisasi yang sudah ia pakai di kereta penumpang ke kereta barang. Harapannya dengan digitilalisasi ini bisa membuat pengusaha komoditas tertarik untuk mendistribusi barangnya menggunakan kereta barang.
"Jadi mereka bisa mendeteksi barang mereka, dan proses jasa yang lebih mudah dan efisien ya. Kita sedang menuju ke arah sana. Tahun depan kita harapakan semuanya sudah digital," ujar Kuncoro.