Mandi Hingga Bebas Korupsi
Oleh: Erie Sudewo, Pendiri Dompet Duafa
“Jangan lupa mandi. Yang rapih dong, Boss!” Kata seorang ibu pada anak mahasiswanya yang tampak berantakan.
Yang dipesankan terkekeh, sambil justru malah makin pererat pelukannya. Ibunya yang paham dikerjai, gelagapan hirup bau badan anaknya. Aroma bayi, nikmat diendus-endus. Bau badan lelaki yang sudah guedeee, tahu sendiri kecutnya kan.
Pemandangan ibu anak itu punya pesan. Pesan ke-1, refleks saja hidung saya cari mangsa. Rasanya saya sendiri kerap pening aromai bau ketiak yang mengerikan. Pesan ke-2 ya itu dia. Saya tersindir. Dipaksa bongkar soal bersih-bersih begini.
Saya seperti banyak orang, sepelekan urusan mandi. Ada yang mandi hanya jika keluar rumah. Tak ada kegiatan di luar, tak mandi. Bila yakin tak bau, tak mandi pun tak apa. Ada anak kost bangga dengan mottonya: “Mandi pagi tidak biasa. Tidak mandi sudah biasa”.
Nah siapa yang biasa mandi sebelum Tahajud atau Shubuh? Jujur, kalau saya kalkulasi dulu. Dingin mundur. Merasa fit, mandi. Mandi atau tak mandi, beda hasil. Tidur dipeluhi keringat, aromanya sadiiis. Bangun Shubuhan tak mandi, kira-kira nyamankah shalat dengan pliket peluh begitu?
Sedang jumpa boss, atau pujaan hati, pasti mandinya. Jumpa Tuhan Sang Pencipta, asal jadi. Jumpa mahluk yang diciptakan-Nya, berpatut-patut. Saya langsung koreksi diri. Berapa kali saya shalat hanya dengan kaos dalam saja.
Mandi lantas shalat, sensasinya beda. Fresh. Berjamaah di masjid pun pede. Gosok gigi lagi. Tak gosok gigi, hidung sendiri pun sungkan hirup. Saat kumandangkan aamiin, napas tanpa siwak jelas ganggu kanan kiri. Pasti mereka tahan napas. Apalagi saat sujud.
Manfaat lain mandi sebelum Shubuh, usai shalat siap graaak berakitvitas. Mandi sebelum Ashar, fresh terus terjagai. Cuci bagian penting sebelum dipeluk malam, tubuh bersih selalu. Tempat tidur pun tak dilumuri aroma yang selalu buat pening.
Jangan lupa tiap lubang tubuh kita keluar najis. Tak dibersihkan, ya kotor lah. Jarang bersih-bersih, permanen kotorkan diri. Buang yang kecil tak dibasuh. Buang yang besar, cuma modal tissue. Anehnya usai yang kecil dan yang besar, yang dibasuh bersih cuma jemari. Pakai sabun lagi. Yang itunya nggak. Yo opooo reeek!
Jangan anggap yang keluar dari lubang hanya kotoran biasa. Itu najis. Tak serius urus najis, sepanjang hari belepotan najis. Sudah gitu dipakai lagi. Apalagi bersodom ria. Astaghfirullah kotor dan baunya, naudzubillah. Penyakit diundang, jiwa terganggu, tubuh terus dilumuri kotor.