Kamis 06 Oct 2016 09:03 WIB

Keberpihakan Produk Indonesia Perlu Diwujudkan

Ketua Gerakan Beli Indonesia Heppy Trenggono mencoba memasak kebab dalam pameran Gerakan Beli Indonesia di Gedung Smesco, Jakarta, Senin (3/10).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua Gerakan Beli Indonesia Heppy Trenggono mencoba memasak kebab dalam pameran Gerakan Beli Indonesia di Gedung Smesco, Jakarta, Senin (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Beli Indonesia pada penutupan kongresnya, Rabu (5/10) di gedung SMESCO UKM Jakarta, memandang perlunya sebuah kebangkitan nasional dalam membangun karakter keberpihakan terhadap produk - produk Indonesia. Untuk itu perlu perubahan sudut pandang pada diri masyarakat Indonesia secara nasional. 

Peryataan ini diungkapkan oleh Ketua Gerakan Beli Indonesia Heppy Trenggono dalam acara penutupan pameran dan kongre Beli Indonesia yang diselenggarakan pada tanggal 3 - 5 Oktober 2016. Untuk membangun sebuah gerakan yang memiliki semangat keberpihakan, Happy Trenggono telah menyiapkan berbagai rekomendasi secara kultural dan struktural dalam membangun Indonesia untuk bersama sama dalam mensejahterakan bangsa ini. 

"Kita ingin ada kesadaran dan kebangkitan nasional jilid kedua dalam memajukan ekonomi, budaya dan politik,"paparnya dalam rilis yang diterima republika.co.id.

Untuk menerapkan Gerakan Beli Indonesia, Happy mencontohkan seperti yang terjadi di kabupaten Kulon Progo – Yogyakarta. Di kabupaten tersebut pemerintah daerah dan masyarakat memiliki satu kesatuan dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan. 

Mereka memproduksi beras Kulon Progo  dan dikonsumsi oleh rakyat Kulon Progo, begitu juga mereka membuat toko milik rakyat berbasis koperasi yang mampu melayani kebutuhan masyarakat. "Gerakan seperti di Kulon Progo itulah yang disebut Gerakan Beli Indonesia yang harus di sosialisasikan ke darah lain,"ucapnya.

Dalam acara ini juga diselingi dengan pemberian Award kepada kepala daerah yang memilki insiatif dalam pembangunnan dearah, kemudian intitusi atau komunitas dan individu yang memiliki kontribusi terhadap kemandirian ekonomi. Mereka adalah Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo,  dr. Udi Suhono, Andi Wibawa, Deci Anawati,  Kapten SAR dan Latifah Iskandar (Aisyiyah).

Hasto Wardoyo bupati Kulon Progo, salah satu penerima award dikesempatan itu mengatakan, perlunya sebuah komitmen bersama dalam mengembangkan cita - cita bersama Gerakan Beli Indonesia. Apa yang dia lakukan di Kulon Progo masih belum maksimal dan perlu disempurnakan lagi kedepannya. Meski demikian, Hasto telah menginisiatif sebuah gerakan perekonomian rakyat untuk melahirkan produk - produk yang mampu diproduksi dan dikonsumsi oleh rakyat seperti air minum mineral airku, kerajinan batu sadimen, gula semut, dan toko milik rakyat.

Bahkan dengan semangat kekeluargaan dan kegotong royongan Hasto memelopori adanya bedah rumah yang dilakukan tiap minggu dengan swadaya di desa desa Kolon Progo. Karya - karya pembangunan kemandirian rakyat inilah yang mantinyabbisa dijadikan inspirasi bagi kepala daerah lainya.

Sementara Marzuki Alie mantan Ketua MPR dalam kata sambutanya mengatakan perlunya mendorong gerakan cinta  produk - produk Indonesia melalui pendidikan. Ia menyakini dengan pendidikan akan dengan mudah menyadarkan masyarakat untuk bela Indonesia.Sikap dan karakter terhadap beli Indonesia sudah saatnya disosialisasikan di pondok pesantren dan lembaga lembaga pendidikan. "Dengan demikian akan cepat membangkitkan rakyat Indonesia,"paparnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement