Sabtu 08 Oct 2016 09:43 WIB

Disbudpar Sleman: Warga Semakin Enggan Berbahasa Jawa

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Reiny Dwinanda
Pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) memberi salam kepada guru sebelum melaksanakan Ujian Nasional (UN) 2016 di SMP N 2 Pakem, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (9/5).
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) memberi salam kepada guru sebelum melaksanakan Ujian Nasional (UN) 2016 di SMP N 2 Pakem, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (9/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kemampuan masyarakat Sleman berbahasa Jawa belakangan ini semakin luntur. Di keluarga, warga semakin jarang berkomunikasi dengan bahasa tradisionalnya. "Masyarakat kurang berminat mengobrol dengan bahasa Jawa," kata Kepala Disbudpar Sleman, AA Ayu Laksmidewi.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Pemkab Sleman pun mencari akal untuk memasyarakatkan kembali budaya berbahasa Jawa. "Kami akan akan menggelar Lomba Mendongeng Bahasa Jawa untuk guru PAUD, TK, SD, MI, dan siswa SD/MI pada tanggal 29 sampai 30 Oktober mendatang di Museum Gunungapi Merapi," ujar Ayu.

Lomba tersebut akan menjadi satu wahana untuk menumbuhkan kembali budaya berbahasa Jawa. "Bahasa dan Sastra Jawa memiliki peran yang penting untuk menginternalisasikan pola sikap, pola perilaku, dan nilai-nilai budaya ketimuran yang mengedepankan sikap sopan santun dan bermartabat," ujar Ayu.

Melalui Lomba Mendongeng Bahasa Jawa, Ayu berharap ke depannya masyarakat dapat lebih memiliki sikap menghargai terhadap kekayaan budaya yang tak ternilai harganya. Keengganan warga untuk berbahasa Jawa pun bisa terkikis. "Kami berharap lomba ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melestarikan dan memanfaatkan bahasa Jawa dalam pergaulan sehari-hari," tutur Ayu.

Budaya mendongeng bahasa Jawa dapat dijadikan kebiasaan di dalam keluarga untuk memberikan keteladanan kepada anak-anak. "Di era seperti sekarang pembelajaran bahasa dan budaya Jawa dapat dikembangkan melalui sarana teknologi informasi sehingga lebih mudah untuk didekatkan pada komunitas anak dan siswa khususnya siswa SD/MI," ucap Ayu.

Dengan begitu, mendongeng akan memberikan kontribusi nyata untuk merealisasikan dan memperkuat keistimewaan DIY. Untuk mendorong kreativitas para peserta, panitia mempersyaratkan dongeng yang hendak dilombakan harus merupakan karya sendiri. "Temanya adalah upacara adat dan tradisi vudaya di Kabupaten Sleman," jelas Ayu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement