Senin 10 Oct 2016 06:33 WIB

DPK Bukopin Syariah Mencapai Rp 5,43 Triliun

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Karyawati menghitung uang di banking hall Bank Syariah Bukopin (BSB).  (Republika/ Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Karyawati menghitung uang di banking hall Bank Syariah Bukopin (BSB). (Republika/ Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Bisnis Bank Syariah Bukopin (BSB) Aris Wahyudi mengatakan, sampai dengan September 2016 peningkatan dana murah dalam bentuk tabungan di BSB sangat signifikan. Tabungan yang dihimpun BSB sampai September 2016 mengalami kenaikan 11 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

"Kita targetkan dengan adanya program tabungan berhadiah ini bisa mencapai Rp 300 miliar sampai akhir periode, dan saat ini sudah tercapai sebesar 50 persen," ujar Aris di Jakarta, Ahad (9/10).

Aris menjelaskan, secara year on year pertumbuhan BSB sampai September 2016 masih di atas industri. Hingga September 2016 aset BSB naik 25,6 persen menjadi Rp 6,68 triliun dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) juga mengalami peningkatan sebesar 25 persen yakni senilai Rp 5,43 triliun.

Sementara itu, laba sampai September 2016 mengalami kenaikan 81,84 persen dengan nilai Rp 45,82 miliar, dan pembiayaan juga meningkat 24 persen menjadi sebesar Rp 4,77 triliun. Aris mengatakan, faktor yang menjadi pendorong dalam meningkatkan laba BSBS yakni ekspansi dan tetap berkomitmen untuk menjalankan penyelesaikan pembiayaan bermasalah.

"Efektivitas rate juga kita jaga, dan NPF kita sampai September 2016 turun menjadi 2,69 persen dibandingkan September 2015 yang mencapai 2,99 persen. Diharapkan, sampai akhir 2016 NPF kita bisa menyentuh angka 2,5 persen," kata Aris.

Sampai saat ini, BSB tetap fokus untuk memberikan pembiayaan di sektor pendidikan dan kesehatan. Sementara itu, pembiayaan untuk perdagangan maupun yang terkait dengan daya beli masyarakat dilakukan secara selektif.

Aris menjelaskan, terkait pembiayaan rumah BSB fokus pada masyarakat yang memiliki penghasilan tetap seperti karyawan, dan nilai rumah dibawah Rp 1 miliar serta termasuk rumah pertama. Selain itu, pada tahun ini, BSB akan mendapatkan suntikan modal dari bank induk sebesar Rp 100 miliar.

"Belum tahu modal akan diberikan kapan, yang pasti tahun ini," kata Aris.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement